dr Gitalisa Andayani, SpM(K) dari RS Cipto Mangunkusumo mengatakan memang bisa saja gangguan penglihatan terjadi pada anak usia dini, termasuk balita. Mata anak, terutama anak terlahir prematur, sangat sensitif dan rawan terhadap kelainan dan kerusakan pada sistem penglihatannya.
Baca juga: Diabetes dan Hipertensi Bisa Sebabkan Kelainan pada Pembuluh Mata
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dr Gita, mata anak memiliki tahap perkembangannya sendiri. Perkembangan pesat terjadi pada usia 18 bulan pertama, dan baru akan sempurna pada usia 5-6 tahun.
Faktor genetik menjadi faktor utama yang memengaruhi gangguan penglihatan pada anak. Tetapi selain faktor genetik, faktor kebiasaan yang kurang baik untuk mata pun dapat membuat penglihatan anak terganggu.
"Seperti di Jepang, para guru mengajarkan anak-anak sekolah untuk belajar huruf kanji yang ukuran kecil, dan disinyalir dapat menyebabkan myopia di usia sekolah. Atau membaca komik yang hurufnya kecil-kecil, dapat juga menyebabkan gangguan pada mata karena mata terus berakomodasi," urai dr Gita lagi.
Terdapat beberapa gangguan yang dapat terjadi pada anak-anak yaitu katarak bawaan, kelainan refraksi seperti rabun jauh atau silindris, mata juling bahkan glaukoma. Glaukoma dan katarak bawaan bahkan dapat menyebabkan kebutaan kepada anak. Tetapi dr Gita mengatakan gangguan mata ini dapat sembuh apabila terdeteksi sejak dini dan ditangani dengan baik.
Baca juga: Operasi Katarak Sudah Dilakukan Ribuan Tahun Lalu, Seperti Apa?
(mrs/vit)











































