Dr Thomas Armstrong, PhD, pakar pendidikan dari Amerika Serikat mengatakan pintar menjawab pertanyaan dari guru, memiliki nilai bagus di raport dan meraih ranking di kelas memang termasuk kategori kepintaran. Hanya saja, aspek-aspek tersebut merupakan kepintaran tradisional, bukan modern.
"Kepintaran tersebut sangat tradisional dan sudah dipercaya selama bertahun-tahun oleh orang tua. Padahal kepintaran tidak hanya soal nilai bagus atau dapat menjawab soal tes dengan baik," tutur Armstrong, dalam peluncuran kampanye Beda Anak Beda Pintar oleh Wyeth Nutritional di Hotel Indonesia Kempinsky, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (1/10/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Padahal sejatinya, tidak ada anak yang tidak pintar. Oleh karena itu Armstrong mengatakan konsep kepintaran tradisional tersebut kini sudah bergeser. Dalam dunia modern, konsep kepintaran baru ini disebut sebagai multiple intelligence
Teori ini dicetuskan oleh Prof Howard Gardner dari Harvard University. Dalam teorinya, Prof Gardner menjelaskan bahwa kepintaran anak terdiri dari 8 jenis berbeda, yakni Music Smart, Body Smart, People Smart, Self Smart, Word Smart, Picture Smart, Nature Smart dan Number Smart.
Secara ringkas, music smart merupakan kepintaran anak tentang musik dan suara. Body smart adalah kepintaran di bidang olahraga dan keterampilan tangan, people smart adalah kepintaran soal interaksi sosial dan self smart merupakan kepintaran mengetahui dan mengendalikan emosi diri.
Nature smart merupakan kepintaran di bidang alam dan ekosistem, number smart kepintaran anak di bidang sains dan matematika, word smart merupakan kepintaran anak mengolah kata dan menulis serta picture smart adalah kepintaran anak di bidang desain dan imajinasi.
"Semua anak memiliki 8 kepintaran ini, meskipun beberapa di antara mereka ada 1 atau 2 kepintaran yang menonjol. Tinggal bagaimana orang tua memberikan stimulasi agar semua kepintaran anak berkembang dan seimbang," pungkas Armstrong. (mrs/vit)











































