Para peneliti di Pompeii, Italia, melakukan CT Scan terhadap 86 mumi berusia 2.000 tahun. Mumi-mumi tersebut merupakan jasad atau sisa-sisa dari korban letusan gunung Vesuvius pada tahun 79. Kondisi mumi masih bagus karena tertimbun di bawah abu vulkanik.
Mumi Orang Romawi kuno yang menjalani CT Scan (Foto: CNN) |
Baca juga: Resep Kuno Berusia 1.000 Tahun Ini Ditengarai Bisa Lawan Bakteri Kebal Obat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kuncinya adalah gula. Orang Romawi kuno sangat membatasi asupan gula mereka, dan mereka juga sering mengonsumsi buah dan sayuran. Diet ini yang sekarang kita kenal sebagai metode diet mediterania," tutur Vanacore, dikutip dari CNN, Kamis (8/10/2015).
Beragam penelitian memang sudah membuktikan pengaruh buruk gula terhadap kesehatan gigi dan mulut. Terlalu banyak makan makanan manis diketahui dapat membuat gigi rusak, keropos, bolong dan rapuh hingga risiko kesehatan lainnya seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular.
![]() |
Ratu Elizabeth I dari Inggris misalnya, sangat terkenal akibat giginya yang jelek. Hal ini dikarenakan kesukaannya terhadap makanan-makanan manis yang berlebih. Bahkan kala itu, gula menjadi komoditi dagang yang paling laku di Eropa.
Massimo Osanna, arkeolog senior dari situs arkeologi Pompeii mengatakan banyak hal yang bisa dipelajari dari peninggalan Romawi kuno. Selain soal budaya, kesehatan, perilaku sosial hingga pola makan juga bisa dipelajari manusia modern.
"Proses ini (CT Scan) diharapkan dapat memberi tahu kita tentang usia, jenis kelamin hingga apa yang mereka makan, penyakit yang mereka derita hingga status sosial mereka," tuturnya.
Baca juga: Operasi Katarak Sudah Dilakukan Ribuan Tahun Lalu, Seperti Apa?
(mrs/up)












































Mumi Orang Romawi kuno yang menjalani CT Scan (Foto: CNN)