Senangnya, Ibu di India Bakal Dapat Jatah Cuti Melahirkan 6 Bulan

Senangnya, Ibu di India Bakal Dapat Jatah Cuti Melahirkan 6 Bulan

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Kamis, 08 Okt 2015 12:50 WIB
Senangnya, Ibu di India Bakal Dapat Jatah Cuti Melahirkan 6 Bulan
Foto: Thinkstock/Ingram Publishing
New Delhi - Sama halnya dengan sejumlah negara berkembang lainnya, India juga hanya memberikan jatah cuti melahirkan sebanyak 12 minggu atau 3 bulan saja untuk para pekerja wanita.

Namun kemudian pemerintah dihadapkan pada tingginya angka malnutrisi anak di negara tersebut. India selama ini dikenal sebagai negara dengan tingkat malnutrisi anak tertinggi di dunia. Bahkan dari data terbaru terungkap, 46 persen anak di bawah lima tahun di India memiliki berat badan di bawah rata-rata (underweight). Sedangkan 48 persen lainnya mengalami stunting atau pendek akibat kurang gizi.

Bagaimana tidak, dengan jatah cuti melahirkan yang hanya 3 bulan, ibu-ibu pekerja di India kerapkali tidak dapat memberikan ASI eksklusif kepada buah hatinya, yang seharusnya diberikan selama enam bulan penuh untuk mendorong pertumbuhannya secara optimal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan hanya 47 persen ibu di India yang dilaporkan bisa memberikan ASI eksklusif kepada anak-anaknya hingga enam bulan penuh. Angka ini bahkan masih kalah jauh dengan Nepal yang mencapai 70 persen dan Sri Langka sebesar 76 persen.

"Kami merasa dengan jatah tiga bulan itu, wanita di India tak punya cukup waktu untuk memberikan perawatan terbaik bagi bayi-bayi mereka yang baru lahir," tandas juru bicara kementerian urusan wanita dan anak India, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (8/10/2015).

Baca juga: Kebijakan Cuti Melahirkan di Berbagai Negara yang Dianggap Bersahabat

Rencananya, jatah cuti itu akan ditambah dari yang semula hanya 12 minggu atau 3 bulan menjadi 24 minggu atau 6 bulan. Diharapkan upaya ini dapat mendorong para wanita untuk memberikan ASI eksklusif dan membantu mengurangi angka malnutrisi anak di negara mereka.

"Bila proposal ini disepakati, seluruh wanita yang bekerja di berbagai sektor, baik itu milik pemerintah, swasta, bahkan sektor informal seperti asisten rumah tangga akan merasakan dampaknya," lanjutnya.

Kementerian menambahkan, cuti melahirkan selama 6 bulan itu dimulai satu bulan sebelum persalinan, dan lima bulan setelahnya.

Baca juga: Ini yang Perlu Disiapkan agar Ibu Bekerja Sukses Beri ASI Eksklusif

Proposal kebijakan baru ini pun mendapat sambutan baik dari sejumlah pakar gender di India. Mereka berharap dengan adanya kebijakan baru ini, gap antargender yang banyak ditemukan di perusahaan-perusahaan di India juga akan tertutupi.

"Karena selama ini banyak wanita yang terpaksa meninggalkan pekerjaannya demi meluangkan lebih banyak waktu untuk anak. Lagi-lagi semata karena mereka tidak mendapat jatah cuti yang mencukupi," jelas mereka.
 
Sejauh ini, negara yang memberikan kelonggaran dalam hal cuti melahirkan kebanyakan berada di kawasan Eropa. Di antaranya Italia, Inggris, Jerman, Norwegia dan Swedia. Bahkan di negara-negara ini, ayah juga diberi jatah cuti untuk mendampingi istrinya selama melahirkan, plus gaji yang tetap dibayar penuh. (lll/vit)

Berita Terkait