Soal Pemberian Makanan pada Bayi, Begini Standar Emasnya

Soal Pemberian Makanan pada Bayi, Begini Standar Emasnya

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Jumat, 09 Okt 2015 12:02 WIB
Soal Pemberian Makanan pada Bayi, Begini Standar Emasnya
Foto: thinkstock
Jakarta - Pemberian makanan pada bayi hingga usia 2 tahun ternyata memiliki standar emas. Bukan sembarangan, standar emas tersebut disusun oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) serta UNICEF.

dr Utami Roesli, SpA, IBCLC, FABM, pakar ASI dari Sentra Laktasi Indonesia mengatakan bahwa standar emas atau yang disebut sebagai Golden Standard Infant Feeding tersebut terdiri dari 4 langkah. 4 Langkah tersebut wajib dilakukan ibu jika ingin anak tumbuh optimal.

Baca juga: Ini Dia Ragam Manfaat Inisiasi Menyusui Dini

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertama itu IMD (inisiasi menyusui dini), lalu ASI eksklusif selama 6 bulan, ketiga itu pemberian MPASI (makanan pendamping ASI) rumahan atau buatan sendiri plus ASI, dan pemberian ASI diteruskan sampai 2 tahun atau lebih," tutur dr Utami, ditemui di Bakoel Koffie, Cikini, Jakarta Pusat, dan ditulis Jumat (9/10/2015).

Dijelaskan dr Utami bahwa IMD bukanlah masalah keluar atau tidaknya ASI, namun lebih kepada kontak pertama si kecil. Secara insting naluriah, bayi akan mencari sumber makanan ketika baru keluar dari rahim.

Makanan terbaik bagi bayi baru lahir tentu saja adalah ASI. Karena dengan menempelkan bayi di dada ibu dan membiarkannya menyusu, bayi pun akan tenang. Sementara ibu pun juga lebih lega, rileks, dan akan terbiasa menyusui anak.

"Kalau bayi baru lahir itu paling ASI dari ibunya cuma keluar sedikit, paling satu sendok teh. Cuma masalahnya kan bukan ASInya yang penting. Ketika IMD, ibu akan lebih tenang, lega, jadinya lebih bahagia. Sehingga nantinya terbiasa mengeluarkan ASI dan keluarnya banyak," urainya lagi.

Setelah IMD, langkah emas kedua adalah pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan. Pemberian ASI eksklusif tak boleh dicampur dengan bahan makanan lain seperti madu, pisang, air tajin, air teh, jamu ataupun susu formula.

Nah, langkah ketiga yang paling sering menuai kekeliruan, yakni pemberian MPASI pada bayi. Dijelaskan dr Utami bahwa banyak yang menyangka bahwa pemberian MPASI tidak boleh dibarengi dengan pemberian ASI. Padahal justru pemberian MPASI plus ASI lah yang dianjurkan.

"MPASI sebaiknya rumahan atau dibikin sendiri. Pakai tepung beras juga nggak apa-apa. Lalu tetap berikan ASI pada anaknya, jangan malah berhenti lalu dikasih susu formula," ungkap dokter yang sudah lebih dari 25 tahun berkecimpung di dunia ASI ini.

Baca juga: Stres Saat Menyusui? Coba Terapi Hypnobreastfeeding

Terakhir, anak juga masih boleh diberikan ASI hingga usianya 2 tahun atau lebih. Namun harus diingat setelah berusia 1 tahun, pemberian MPASI dan ASI saja tidak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Nah pada saat ini anak sudah bisa dikenalkan dengan makanan padat.

"Lebih baik dikenalkan ke serealia dulu misalnya bubur dan sejenisnya. Tapi ASI juga masih harus diteruskan ya, bukan berarti ASInya lalu berhenti setelah anak usia 1 tahun. Minimal sampai usianya 2 tahun masih harus dapat ASI," pungkasnya. (mrs/up)

Berita Terkait