Disampaikan Direktur Penyehatan Lingklungan dr Imran Agus Nurali SpKO, apalagi CTPS adalah kegiatan yang sederhana, mudah, dan terjangkau asal ada niat. Namun, ada hal yang patut diperhatikan dalam pelaksanaannya.
"Tidak perlu banyak air asal jernih. Pakai sabun apa saja mau cair colek batangan nggak masalah. Utamakan CTPS dilakukan pada anak dan orang dewasa yang habis berkativitas. Terutama petani mengingat mereka menggunakan pestisida, bisa terjadi keracunan kalau tidak menerapkan CTPS," tutur dr Imran di Kantor Kemenkes, Jl.HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Kamis (15/10/2015)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Meski Sepele, Cuci Tangan Pakai Sabun Cegah Kematian Anak Akibat Diare
"Lakukan CTPS sebelum makan, sesusah BAB. Bagi ibu menyusui, CTPS sebelum pegang bayi atau mengolah makanan. CTPS penting karena umur bayi balita rentan terhadap penyakit infeksi. Pokoknya, pada orang dewasa, CTPS juga dilakukan setelah melakukan aktivitas apapun, termasuk setelah memegang binatang," tutur dr Imran.
Di Indonesia, Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa CTPS di tahun 2013 naik menjadi 47% dibanding tahun 2007 yang jumlahnya 23,2%. Kajian morbiditas diare tahun 2010 dan 2012 dari Ditjen P2PL menunjukkan kesakitan diare di semua umur menurun 411 per 1.000 penduduk menjadi 214 per 1.000 penduduk di tahun 2012.
"Diare menjadi salah satu penyakit yang bersumber dari air dan sanitasi yang tidak sehat. Penyakit terkait diare, sanitasi, dan hygiene menyumbang 3,5% total kematian di Indonesia. Bahkan, menurut data Riskesdas 2007 diare menjadi penyebab kematian nomor 1 pada balita (25%) dan nomor 3 di semua umur (3,5%)," terang dr Imran.
Untuk itu, seiring dengan tema global Hari Cuci Tangan Sedunia yakni 'Raise Your Hand for Hygiene', di tingkat nasional, hari cuci tangan sedunia di Indonesia mengusung tema mengusung tema 'Tangan Bersih, Pangkal Sehat".
Baca juga: Sebelum Cium Bayi, Perhatikan Hal Ini Agar Tak Tularkan Penyakit (rdn/up)











































