Untuk menunjukkannya, American Society for Microbiology (ASM) melaksanakan kegiatan Agar Art Contest, yaitu kontes melukis bakteri di atas cawan petri. Dalam kompetisi tersebut, bahkan ada yang berusaha menyerupai lukisan Vincent van Gogh, Starry Night.
Baca juga: Di Sekolah Ini Batik Jadi Sarana Latihan Motorik Anak-anak Autis
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karya diciptakan dengan menggunakan agar-agar yang diisikan dalam cawan petri, untuk menciptakan kanvas dimana mikroba dapat berkumpul, menyebar seperti cat, dan dibiarkan tumbuh. Berkmen menunjukkan Penil cara untuk memanipulasi mikroba, kemudian menggunakan epoxy untuk menyegel bakteri dan isi yang ada di dalam cawan.
Berkmen mengatakan bawha seni adalah bagian penting dari pekerjaannya sebagai ilmuwan, dan bekerja dengan Penil membuat fantasinya menjadi sebuah karya nyata. "Para ilmuwan yang pernah bekera denganku, setuju bahwa ada sisi estetika dalam pekerjaan kami dan pada bagaimana menampilkan hasil kerja kami. Sangat sulit melakukan dan mengapresiasinya tanpa adanya seni," ujar Berkmen seperti dikutip dari CNN pada Sabtu (24/10/2015).
Bagi masyarakat, mungkin ilmuwan dianggap sebagai pekerjaan yang menjemukan dan membosankan, tetapi mereka melihat sesuatu dengan antusiasme dan menemukan pola kreativitas dalam pekerjaan mereka, ujar Emiy Diger, manajer penelitan publik untuk ASM.
Mikroba mungkin bukanlah organisme yang besar, tetapi mereka menunjukkan diri sebagai biomassa terbesar dalam planet ini, ujar Berkmen. "Dinosaurus dan mamalia selalu mendapatkan perhatian tama saat bicara pengetahuan alam, jadi dengan menghadirkan mikroorganisme dengan cara yang berbeda akan sangat menguatkannya," ungkap Berkmen.
Baca juga: Pelukis-pelukis Andal yang Sukses Berkarya dengan 'Goresan' Mulutnya (up/up)











































