"Gangguan pencernaan bisa mencerminkan mood," kata dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, pakar kesehatan saluran cerna dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam diskusi di Resto Kembang Goela, Jakarta Selatan, Rabu (4/11/2015).
"Kalau sedang depresi, seringnya mengeluh konstipasi (susah buang air besar). Sementara kalau gelisah, biasanya mencret-mencret," papar dr Ari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi psikologis memang menjadi salah satu faktor risiko pada gangguan pencernaan. Seperti halnya malas bergerak dan kurang asupan serat, depresi juga bisa memicu konstipasi atau susah buang air besar.
Sebuah penelitian di FKUI menunjukkan, kanker ditemukan pada 8 persen kasus konstipasi yang menjalani kolonoskopi atau peneropongan usus. Konstipasi sendiri punya kontribusi sebesar 10 persen dari berbagai penyebab atau indikasi untuk tindakan kolonoskopi.
Baca juga: Begini Frekuensi Buang Air Besar yang Normal
(up/vit)











































