Kasus ini sebetulnya terjadi pada September 2014 namun baru dilaporkan pada jurnal BMJ Case Reports belakangan ini. Saat itu sang wanita yang diketahui berumur 50 tahun dilarikan ke Oxford University Hospitals dengan gejala kebingungan, wajah merah padam, dan detak jantung yang cepat.
Kepada dokter, sang wanita mengaku dirinya adalah ahli herba terlatih. Ia pun menerima perawatan sampai akhirnya pulih total keesokan harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saran saya kepada orang-orang, ada asumsi bahwa segala sesuatu yang natural itu aman tapi itu sebetulnya bukan sesuatu yang pasti. Banyak jenis racun terbentuk di alam oleh karena itu penting bagi masyarakat untuk mengetahui pasti senyawa yang mereka konsumsi," ujar dr Andrew Chadwick dalam laporannya di BMJ Case Reports dan dikutip dari livescience pada Jumat (6/11/2015).
Diketahui sang wanita mengonsumsi produk herba tanaman beracun Atropa belladonna dengan niat untuk membantu gejala insomnia yang diidapnya. Pada malam kejadian, ia meminum ramuan langsung dari botolnya yang memicu timbulnya gejala.
Dari jumlah ramuan yang tersisa di botol, dokter memperkirakan sang wanita mengonsumsi 15 miligram senyawa aktif atropine yang dihasilkan oleh tanaman. Jumlah tersebut termasuk dosis yang besar.
dr Chadwik mengatakan ia tak tahu mengapa ada konsentrasi atropine yang besar pada produk herba. Kemungkinan besar produk tersebut harusnya diminum setelah dicampur air terlebih dahulu atau memang dikonsumsi dalam jumlah yang sedikit.
Baca juga: Sering Dianggap Obat Kanker, Konsumsi Daun Sirsak Bisa Bikin Keracunan (fds/vit)











































