Tak Patuh Minum Antibiotik Bisa Bikin Bakteri Resisten? Simak Alasannya

Tak Patuh Minum Antibiotik Bisa Bikin Bakteri Resisten? Simak Alasannya

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Kamis, 12 Nov 2015 19:39 WIB
Tak Patuh Minum Antibiotik Bisa Bikin Bakteri Resisten? Simak Alasannya
Foto: Getty Images
Jakarta - Resistensi antibiotik kini sudah menjadi masalah global. Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pekan peduli antibiotik sedunia pada tanggal 16-22 November mendatang untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penggunaan antibiotik yang bijak. Nah, salah satu penggunaan antibotik yang bijak yakni dengan mematuhi aturan minumnya.

Ketika seseorang diresepkan antibiotik tapi dia tidak melanjutkan konsumsi karena dirasa tubuhnya sudah membaik, hal itu justru bisa membuat bakteri penyebab penyakit menjadi resisten alias kebal pada antibiotik. Dijelaskan dr Anis Kurniawati, PhD, SpMK(K) selaku sekretaris Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA) Kemenkes, antibiotik adalah satu-satunya obat yang diberikan pada pasien yang tidak ditujukan pada sel manusia.

"Antibiotik ini ditujukan untuk bakterinya. Maka prinsipnya adalah antibiotik harus sampai di targetnya yang belum tentu ada di darah," kata dr Anis ditemui usai Media Briefing World Antibiotic Awareness Week di Oakwood, Kuningan, Jakarta, Kamis (12/11/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

dr Anis mencontohkan pada pneumonia, bakteri ada pada parenkim. Nah, perlu ditilik apakan obat menuju ke parenkim atau tidak. Kemudian, pada dasarnya bakteri akan mati oleh suatu antibiotik pada konsentrasi tertentu yang disebut sebagai konsentrasi hambat minimal. Artinya, konsentrasi tersebut harus ada di tempat itu supaya bisa membunuh si bakteri.

Baca juga: Tak Sekadar Rajin Minum Obat, Tapi Rutin Periksa Juga Agar Tetap Sehat

Sehingga, pemberian obat dengan dosis minum satu, dua, atau tiga kali sehari sudah berdasarkan penelitian untuk memastikan obat sampai ke target dan berada di atas konsentrasi hambat minimal secara terus menerus. Sebab, dengan konsentrasi di atas hambat minimal, obat bisa masuk ke sel dan menembus sel.

"Sel bakteri punya dinding. Ada antibiotik yang kerjanya di dinding tapi ada ada juga antibiotik yang kerjanya di dalam selnya, di kromosom. Jadi kita harus memastikan antibiotik ini masuk dan mencapai target," lanjut dr Anis.

Kemudian, patut diingat bahwa di dalam tubuh manusia, bakteri akan berkembang biak. Ketika konsumsi antibiotik tak mengikuti aturan, seperti berhenti minum saat dirasa badan sudah mulai terasa membaik, mungkin saja satu bakteri mati tapi bisa saja yang lain tidak terkontak dan tetap berkembang biak.

"Jadi itulah, kenapa diatur obat dikonsumsi dengan dosis berapa, berapa kali sehari, dan harus dihabiskan dalam beberapa hari," pungkas dr Anis.

Baca juga: Bila Rutin Minum Obat, Diabetes Bukan Halangan untuk Berprestasi

(rdn/vit)

Berita Terkait