Stres Hingga Cemas Berlebih, Ini Dampak Disfungsi Ereksi bagi Psikis Pria

Stres Hingga Cemas Berlebih, Ini Dampak Disfungsi Ereksi bagi Psikis Pria

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Jumat, 20 Nov 2015 09:32 WIB
Stres Hingga Cemas Berlebih, Ini Dampak Disfungsi Ereksi bagi Psikis Pria
Foto: Thinkstock
Jakarta - Masalah seksual seperti disfungsi ereksi juga berpengaruh pada kondisi psikis pria. Mulai dari stres, depresi, bahkan kecemasan bisa dialami para kaum adam ketika mereka mengalami disfungsi ereksi.

Psikolog klinis dewasa Tara de Thouars, BA, MPsi menjelaskan disfungsi ereksi secara psikologis bisa membuat pria stres hingga ia sulit mengalihkan pikiran dari masalah dalam kehidupannya. Apalagi jika gagal di satu bidang, pria cenderung mensugestikan dirinya harus 'kuat' di bidang lain.

"Misalnya dia nggak bagus prestasinya di kantor, tapi pria berpikir di urusan ranjang dia harus bagus nih. Tapi tanpa disadari, tuntutan seperti itu justru bikin dia makin stres. Selain itu, disfungsi ereksi juga membuat pria mood-nya nggak bagus," tutur Tara di sela-sela Bayer Media Edukasi 'Bahaya Hipogonadisme bagi Kesehatan Pria' di Doubletree Hotel, Cikini, Jakarta, dan ditulis pada Jumat (20/11/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, ketika terjadi disfungsi ereksi, pengaruhnya adalah low self esteem pada pria. Dikatakan Tara, disfungsi ereksi baik karena hipogonadisme atau faktor psikologis lain bisa membuat pria merasa insecure terhadap dirinya, tidak berkompeten sebagai pria, tidak percaya diri, dan merasa dirinya kurang dibanding pria lain.

Pria yang mengalami disfungsi ereksi juga bisa merasa tidak mampu memuaskan pasangan. Akibatnya, performa dalam bekerja, mengerjakan hobi, atau kegiatan seksual pun menurun. Selain stres, kecemasan juga bisa dirasakan oleh pria dengan disfungsi ereksi. Kecemasan itu bisa menimbulkan beberapa pertanyaan yang meresahkan bagi pria.

Contohnya 'bagaimana kalau saya seperti ini selamanya, tidak bisa ereksi'; 'pasti pasangan akan meninggalkan saya karena tidak bisa memuaskan'; 'tidak akan ada wanita yang mau sama saya'; dan 'saya pun tidak bisa merasakan kenikmatan'.

Baca juga: Galau Karena Mr P Bau? Begini Cara Membereskannya

"Saat kecemasan itu datang, akibatnya pria jadi sulit fokus dan konsentrasi, obsesif dan yang dipikirin itu-itu saja. Seperti gimana supaya ereksi, apa akibatnya kalau nggak bisa ereksi sehingga timbul gejala cemas seperti deg-degan, keringat dingin, dan gangguan napas. Saat cemas, ekspektasi justru makin tinggi pada kemampuan ereksi. Hari ini dia nggak bisa ereksi, besok harus bisa," tutur Tara.

Saat disfungsi ereksi tak segera ditangani, pria juga berisiko mengalami depresi di mana ia merasa diri dan masa depannya buruk. Pada kondisi ini, pria bisa berpikir jika ia bukan lelaki tulen, tidak sehebat pria lain, tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya, pasangan akan melihat dirinya buruk, dan dia memiliki masa depan yang buruk. Ketika merasa depresi, pria juga merasa sedih, tidak nyaman, dan kehilangan minat pada sesuatu sekaligus menghindari aktivitas sosial.

"Disfungsi ereksi juga bisa memicu masalah dengan pasangan. Si pria jadi
menghindari kontak fisik atau hubungan intim dengan pasangan, menolak punya pasangan, juga merasa bersalah terhadap pasangan. Saat mengetahui pria seperti itu, si wanita pun berpikir dia tidak menarik dan tidak dicintai lagi, merasa insecure dengan pasangan, serta merasa bersalah. Akhirnya muncul konflik dengan pasangan," terang Tara.

Untuk itu, Tara menyarankan jika pria mengalami masalah disfungsi ereksi, segeralah mencari pertolongan. Toh ketika si pria mengalami hal itu setelah berumah tangga, jangan segan bicarakan dengan istri supaya bisa bersama-sama dicari penyebab dan ditemukan solusi yang tepat.

Baca juga: Ukuran Jari Pria Bisa Prediksi Panjang Mr P (rdn/vit)

Berita Terkait