Kronologi Meninggalnya Bidan Anik di Pedalaman Kalimantan

Kronologi Meninggalnya Bidan Anik di Pedalaman Kalimantan

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 26 Nov 2015 12:33 WIB
Kronologi Meninggalnya Bidan Anik di Pedalaman Kalimantan
Foto: Facebook
Jakarta - Bidan Anik Setia Indah meninggal dunia setelah sebelumnya sempat membantu dua persalinan warga di desa Darit, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Begini kronologinya.

Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) cabang Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, Sutinah mengaku sudah mendapat laporan terkait kronologi meninggalnya bidan Anik pada Jumat (20/11) lalu. Ia membenarkan kabar yang mengatakan bidan Anik sempat memberikan pertolongan persalinan sebelum meninggal dunia.

Begini kronologi meninggalnya bidan Anik, seperti dituturkan Sutinah, dalam perbincangan dengan detikHealth, Kamis (26/11/2015):

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jumat 20 November 2015 dini hari

Bidan Anik membantu persalinan warga hingga dini hari.

06.00 WIB
Bidan Anik mengeluh perutnya sakit. "Karena memang usia kehamilan sudah 36-37 minggu jadi dilarikan ke rumah sakit kabupaten di Ngabang," ungkap Sutinah.

07.45 WIB
Perjalanan menuju Ngabang membutuhkan waktu kurang lebih satu setengah jam menggunakan kendaraan roda empat. Sesampainya di RSUD Landak, bidan Anik sempat dirawat di ruang IGD sebelum akhirnya dibawa ke ruang bersalin.


08.00 WIB
Bidan Anik masuk ke ruang bersalin dan ditangani dokter spesialis kandungan. Di situ diketahui plasentanya lepas.

09.10 WIB
Bidan Anik dibawa ke ruang operasi. Dokter melakukan operasi caesar. Sayang nyawa janin yang dikandung bidan Anik tidak terselamatkan.

Kondisi bidan Anik sendiri semakin melemah akibat terjadinya perdarahan yang disebabkan oleh solutio placenta. Dokter mengatakan bidan Anik membutuhkan transfusi darah segera. Sayangnya, tidak ada bank darah di kota Ngabang.

12.00 WIB
Bidan Anik dipindahkan ke ICU sembari menunggu darah. "Hanya saja di Ngabang ini tidak ada bank darah. Akhirnya kami minta tolong ke kabupaten tetangga, kabupaten Sanggau. Perjalanan butuh 2 jam cuma jalanannya rusak dan jelek," papar Sutinah.

18.00 WIB
Bidan Anik meninggal karena terlambat mendapat transfusi darah. "Darahnya belum sampai Mbak Anik sudah meninggal," ucap Sutinah.

Jenazah bidan Anik langsung dibawa keluarga untuk di makamkan di kampung halamannya.

Baca juga: Bidan Anik dalam Kenangan: Ramah dan Disenangi Warga (mrs/vit)

Berita Terkait