Diskriminasi biasanya didapat oleh ibu hamil pengidap HIV yang membutuhkan layanan persalinan cesar. Karena takut tertular, ada beberapa dokter yang menolak untuk memenuhi permintaan tersebut. Hal ini diutarakan oleh pakar HIV dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Profesor dr Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, FINASIM.
"Pertemuan dengan Kemenkes menunjukkan di beberapa kota mulai dari yang paling dekat dari sini di Bekasi, kemudian Jawa Tengah, dan Jawa Timur beberapa kolega kita obgyn belum bersedia untuk membantu melahirkan pasien dengan HIV," kata dr Zubairi pada acara pembukaan pameran foto di RSCM, Jakarta, Senin (30/11/2015).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Unit Pelayanan Terpadu HIV RSCM dr Teguh Harjono Karyadi, SpPD, KAI, mengatakan bahwa seharusnya dokter tak perlu takut. Asal diikuti dengan benar, standar prosedur yang ada sebetulnya sudah cukup untuk melindungi diri dari ancaman virus.
"Ini tuh ketakutan yang berlebihan dari seorang petugas kesehatan. Karena kita tahu penularan virus HIV tidak mudah, betul-betul harus terpercik cairan tubuh," kata dr Karyadi kepada detikHealth saat ditemui pada acara yang sama.
"Kita mengenal prosedur bagaimana bertindak di dalam melakukan kegiatan invasif. Mengikuti itu saja sudah cukup, tidak ada sesuatu yang istimewa sekali. Sebetulnya penularan HIV dengan virus yang lain misalnya hepatitis kan lebih gampang hepatitis," pungkas dr Teguh.
Baca juga: Ini Pentingnya Pendampingan Bagi Ibu Hamil yang Mengonsumsi ARV (fds/up)











































