"Penemuan ini dapat membantu untuk menjelaskan tentang seseorang yang memiliki berat badan berlebih merasa sulit untuk menurunkan berat badan," kata dr Andrew Whittle, salah satu peneliti metabolik di Univesitas Cambridge, Inggris, dikutip dari Medical Daily, Selasa (1/12/2015).
Baca Juga: Tak Punya Motivasi, Program Penurunan Berat Badan Bisa Saja Gagal
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mendapatkan hasil ini, para peneliti yang berasal dari Inggris dan Jepang melakukan penyelidikan awal pada tikus yang kekurangan gen penghasil sLR11. Biasanya, pada tikus dan manusia yang beralih dari diet rendah kalori menjadi diet tinggi kalori, matabolisme tubuh akan meningkat. Selain itu, tikus akan mampu membakar kalori lebih cepat.
Namun ketika peneliti memeriksa tingkat sLR11 pada manusia, mereka menemukan jika kadar protein yang beradar dalam darah akan berkorelasi dengan lemak pada tubuh. Akibatnya akan menghambat kemampuan mereka untuk melakukan pembakaran sel-sel lemak dalam tubuh yang akan berubah menjadi panas atau disebut dengan thermogenesis.
Maka dengan semakin banyak lemak seseorang, sLR11 yang diproduksi juga akan semakin banyak. Sehingga, proses thermogenesis akan semakin terhambat dan tubuh akan sulit menghasilkan panas untuk membakar kalori yang akibatnya sulit untuk penurunan berat badan.
Bagi pasien obesitas yang menjalani operasi penurunan berat badan, jumlah lemak yang hilang setelah operasi akan berbanding lurus dengan penurunan tingkat sLR11 yang diproduksi oleh sel-sel lemak. Para peneliti menduga protein sLR11 dirancang untuk membuat sistem penyimpanan yang lebih efektif dalam tubuh untuk mempertahankan energi dan suhu tubuh dalam jangka panjang.
"Penelitian ini dapat membantu mengembangkan obat baru yang baik untuk mengurangi obesitas dengan menghalangi protein ini atau mengontrol berat badan dengan meniru aksinya," ujar Jeremy Pearson, associate medical director dari British Heart Foundation.
Baca juga: Studi Ini Sebut Diet Tinggi Lemak Bisa Bikin Lemot
Seperti diketahui, obesitas merupakan kondisi kronis di mana terjadi penumpukan lemak di dalam tubuh sehingga melebihi batas yang baik untuk kesehatan. Pengukuran berat badan serta kaitannya dengan kesehatan ini bisa diukur melalui penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT).
IMT adalah penghitungan berat badan yang mengacu pada rasio berat dan tinggi seseorang. Manfaat penghitungan IMT di antaranya untuk mengetahui apakah seseorang mengalami kekurangan, kelebihan, atau berat badan yang sehat. (up/rdn)











































