Kepala Pokja HIV Tanjung Priok dr Benget Saragih, MEpid, mengatakan sebanyak 500 warga berisiko dilibatkan dalam kegiatan yang bekerja sama dengan dinas kesehatan DKI Jakarta ini. Menurut dr Benget, Tanjung Priok adalah daerah yang rawan karena setiap hari banyak aktivitas transportasi dan manusianya yang berlalu lalang.
Spesifiknya kegiatan menyasar pihak-pihak yang bekerja di Pelabuhan Tanjung Priok, seperti anak buah kapal (ABK), nakhoda, tenaga kerja bongkar muat (TKBM), supir, kernet, tukang ojek, dan wanita pekerja seks (WPS).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Hepatitis C Jadi Ancaman Baru Bagi Pasien HIV Positif
Selain tes gratis diadakan juga konseling bagi yang hadir. Menurut dr Benget dari pemeriksaan sebelumnya baru dikonfirmasi ada tiga orang dari daerah pelabuhan yang positif HIV.
Keengganan untuk memeriksakan diri dan kesadaran yang minim di antara warga masih jadi rintangan untuk mengidentifikasi penyakit lebih luas.
"Rencana kita semua keluarga pelabuhan tau status HIV-nya. Kalau dia positif nanti akan dilakukan pendampingan pengobatan, itu rencananya," pungkas dr Benget.
Baca juga: Situasi HIV-AIDS di Indonesia (fds/up)











































