"Dari hasil verifikasi, kematian balita sebelum meninggal menunjukkan gejala demam, batuk, sesak napas, dan disimpulkan kematian disebabkan karena pneumonia (radang paru)," ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Dr HM Subuh, Kamis (10/12/2015).
Menurut Subuh, kesimpulan itu diperkuat hasil pemeriksaan spesimen dari penduduk yang sakit. Pemeriksaan dilakukan oleh Laboratorium Biomedis Badan Litbangkes di Papua dan Jakarta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil pemeriksaan tidak menunjukan adanya japanese encephalitis, chikungunya, H5N1, H1N1," sebut Subuh.
Sebelum pemeriksaan spesimen dilakukan, tim investigasi kedua telah turun ke 7 kampung Kabupaten Nduga, Kecamatan Mbuwa pada tanggal 30 November-3 Desember 2015. Tim ini terdiri dari Kemenkes, Kementan, Kemenhan, Dinkes Provinsi, Dinkes Kab Nduga, TNI dan Polri serta satgas kaki telanjang.
Hingga tanggal 2 Desember 2015, didapat data total kematian adalah 38 orang yang terdiri dari 35 balita dan 3 orang dewasa di 7 kampung. (vit/lll)











































