Ditemukan Nyamuk Baru di Papua, Kemenkes Teliti Potensi Penyakitnya

Ditemukan Nyamuk Baru di Papua, Kemenkes Teliti Potensi Penyakitnya

Firdaus Anwar - detikHealth
Selasa, 15 Des 2015 13:36 WIB
Ditemukan Nyamuk Baru di Papua, Kemenkes Teliti Potensi Penyakitnya
Foto: thinkstock
Jakarta - Aedes aurensius adalah spesies lain dari nyamuk aedes aegypti yang lebih terkenal sebagai penyebar demam berdarah. Ia baru pertama kali teridentifikasi di Papua dan tengah diteliti potensi bahayanya.

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan, Dr HM Subuh, MPPM, mengatakan saat ini riset terkait hewan sebagai penyebar penyakit di Indonesia tengah dijalankan. Penemuan aedes aurensius adalah salah satu contoh hasil riset dan memang belum banyak studi yang dilakukan terkait nyamuk jenis ini.

"Namanya bagus sekali ya, dia itu sejenis aedes. Kalau kita bicara aedes biasanya itu chikungunya dan demam berdarah tetapi ini dia (aurensius) belum terbukti membawa apa-apa," kata Subuh ditemui di lingkungan Kementerian Kesehatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (15/12/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya kira perlu terus kita tindak lanjuti bagaimana kita mengetahui vektor baru ini membawa apa. Ini sama sekali baru. Baru ditemukan di papua," ujar Subuh.

Baca juga: Nyamuk Kaki Gajah Senang Menyerang Kelamin Pria 

Selain aurensius, ada lagi temuan terkait nyamuk pembawa penyakit yaitu Anopheles barbirostris yang positif mengandung parasit malaria. Nyamuk jenis ini diketahui sudah ada sebelumnya di daerah Sumatra Selatan namun baru pertama kali ini diketahui ia bisa menyebarkan malaria.

Subuh mengatakan temuan-temuan tersebut adalah hal penting karena bisa menjadi dasar untuk pemetaan dan tindakan-tindakan apa bila terjadi suatu kasus penyebaran penyakit.

"Kita bisa mengetahui besaran masalah terutama vektor-vektor penyebar bila terjadi suatu kasus. Kita bisa lebih mudah mengendalikan vektor tersebut," pungkas Subuh.

Baca juga: Infeksi Cacing Pita yang Menyerang Otak Ditemukan di Pedalaman Papua  (fds/vit)

Berita Terkait