Hal tersebut berdasarkan hasil studi yang dilakukan peneliti di The Ohio State University, Cornell University, University of Wisconsin-Madison dan University of Akron. Sebaliknya, studi tersebut mengungkapkan wanita yang melahirkan anak pertama mereka saat berusia 15-24 tahun memiliki kondisi kesehatan yang lebih buruk ketika mereka memasuki usia pertengahan.
Salah satu penulis studi, profesor sosiologi di The Ohio State University, Kristi Williams mengatakan studi ini merupakan yang pertama di AS yang menemukan bahwa memiliki anak di rentang usia dewasa muda berkaitan dengan kondisi kesehatan yang kurang baik sepuluh tahun kemudian. Apalagi, menurut data National Vital Statistics Report terakhir, hampir sepertiga dari semua kelahiran anak pertama di AS terjadi ketika wanita berusia 20 sampai 24 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Studi yang dilakukan Williams dan timnya menganalisis data dari 3.348 wanita yang berpartisipasi dalam National Longitudinal Survey of Youth 1979 dan mereka melahirkan anak pertamanya saat berusia 15-35 tahun. Setiap wanita diwawancarai setiap satu atau dua tahun dari tahun 1979 sampai 2008.
Baca juga: Usia Ideal Memiliki Anak
Rentang usia peserta saat melahirkan anak pertamanya dibagi menjadi tiga kelompok yaitu remaja (15-19 tahun), dewasa muda (20-24 tahun) dan dewasa (25-35 tahun). Hasilnya diketahui wanita usia 25-35 tahun melaporkan bahwa mereka memiliki kondisi kesehatan yang lebih baik ketika memasuki usia 40 tahun dibanding dua kelompok lainnya.
"Sementara, wanita yang melahirkan di usia remaja atau dewasa muda melaporkan status kesehatan yang tak terlalu berbeda saat mereka memasuki usia paruh baya. Selama ini, kita fokus pada efek buruk ketika wanita melahirkan pertama kali di usia remaja. Tapi, kita tidak pernah bertanya apa yang bakal terjadi jika mereka menunda memiliki anak," terang Williams.
Ia dan timnya berasumsi ketika wanita menikah dan melahirkan anak pertama di usia remaja atau dewasa muda, faktor kematangan fisik maupun mental bisa berkontribusi pada konflik dalam pernikahan dan stres yang dialami. Namun, Williams kembali menegaskan bahwa keputusan menikah dan kapan berencana memiliki anak merupakan hak individu.
"Tapi jika dengan menundanya bisa berdampak baik pada kehidupan Anda kelak, tak ada salahnya Anda menunda sedikit lebih lama untuk menikah dan punya anak bukan? Tapi kembali lagi itu tergantung pada keputusan masing-masing orang," tegas Williams.
Baca juga: Ayah 96 Tahun Masih Bisa Punya Anak, Adakah Batas Usia Kesuburan Pria?
(rdn/vit)











































