Dinas Kesehatan Brazil mengatakan banyaknya kondisi tersebut disebabkan virus yang menginfeksi ibu hamil. Dalam kandungan, virus membuat otak janin meradang dan menghambat pertumbuhan sehingga seumur hidup anak akan terganggu kecerdasannya.
Namun terkait hal tersebut WHO belum bisa memastikan apakah benar virus Zika dan mikrosefali berhubungan. Saat ini WHO masih memonitor kondisi dari bayi-bayi yang lahir dengan lingkar kepala kurang dari 32 sentimeter.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena spesies Aedes yang menyebarkan virus Zika ini ditemukan di seluruh dunia, maka ada kemungkinan wabah bisa menyebar ke negara-negara lain," tulis Centers for Disease Control Amerika Serikat memperingati seperti dikutip dari Reuters pada Rabu (16/12/2015).
Virus Zika diketahui awalnya berasal dari Afrika dan makin banyak muncul di belahan dunia lain. Di Brazil sendiri virus teridentifikasi pada April 2015 lalu.
Lembaga Bimolekuler Eijkman pada pertengahan November 2015 juga telah mengonfirmasi keberadaan virus Zika di Indonesia. Meski belum ada pasien yang dilaporkan terjangkit, Kementerian Kesehatan Indonesia tetap waspada dan berencana menindaklanjutinya dengan studi epidemologi.
"Semua penyakit (akan) berbahaya jika tidak ditangani secara baik. Akan dilakukan penyelidikan epidemologi terhadap hal ini," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan, dr HM Subuh, MPH seperti diberitakan detikHealth beberapa waktu lalu.
Baca juga: Pertama Kali di Indonesia, Eijkman Laporkan Infeksi Virus Zika (fds/vit)











































