Hutan Dibabat, Jenis Malaria yang Menyerang Kera Mulai Tulari Manusia

Hutan Dibabat, Jenis Malaria yang Menyerang Kera Mulai Tulari Manusia

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Jumat, 18 Des 2015 15:30 WIB
Hutan Dibabat, Jenis Malaria yang Menyerang Kera Mulai Tulari Manusia
Foto: thinkstock
Jakarta - Penebangan hutan di Malaysia berdampak pada perubahan lingkungan. Kondisi tersebut diyakini sebagai penyebab menularnya malaria jenis baru, dari kera ke manusia.

Plasmodium knowlesi merupakan sejenis parasit malaria yang selama ini hanya menyerang kera makaka penghuni hutan-hutan tropis. Belakangan, parasit tersebut dilaporkan menyerang manusia.

Dengan semakin maraknya penebangan hutan, parasit ini sekarang menjadi salah satu jenis malaria yang paling banyak ditemukan di Malaysia, dan telah dilaporkan dari berbagai wilayah Asia Tenggara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sebuah laporan di jurnal Emerging Infectious Disease, Kimberly Fornance dari London School of Hygiene and Tropical Medicine menuding perubahan fungsi lahan menjadi faktor kunci meningkatkan kasus P.knowlesi pada manusia.

Baca juga: Ditemukan Nyamuk Baru di Papua, Kemenkes Teliti Potensi Penyakitnya 

Fornance mencatat adanya peningkatan yang dramatis jumlah kasus malaria P.knowlesi pada manusia di daerah penebangan hutan. Hal yang sama juga dijumpai di area hutan yang memungkinkan kera dan manusia berdekatan atau bahkan terlibat kontak.

Menurutnya, ini menunjukkan adanya risiko yang lebih tinggi untuk terjadinya penularan P.knowlesi di area yang mengalami perubahan fungsi lahan.

"Pemahaman ini akan membantu fokus upaya di area tersebut dan juga memperkirakan dan merespons wabah di masa mendatang," ujarnya, dikutip dari Reuters, Jumat (18/12/2015).

Penelitian yang dilakukan Fornance difokuskan di distrik Kudat dan Kota Marudu, Malaysia, yang meliputi area seluas lebih dari 3.000 km2 dengan populasi sekitar 120.000 jiwa. Fornance menggunakan data dari rumah sakit antara tahun 2008-2012 dan citra satelit untuk memetakan area hutan yang beralih fungsi.

Baca juga: Ilmuwan Kembangkan Alat Ponsel Pendeteksi Malaria (up/vit)

Berita Terkait