Morning Sickness di Penghujung Masa Kehamilan, Adakah Pengaruhnya bagi Bayi?

Morning Sickness di Penghujung Masa Kehamilan, Adakah Pengaruhnya bagi Bayi?

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Sabtu, 19 Des 2015 09:05 WIB
Morning Sickness di Penghujung Masa Kehamilan, Adakah Pengaruhnya bagi Bayi?
Foto: thinkstock
Jakarta - Ibu hamil lumrah mengalami morning sickness di awal-awal kehamilan. Namun, ketika morning sickness sudah berhenti dan muncul lagi, akankan berpengaruh pada kondisi bayi?

Menurut spesialis fertilitas dr Andrew Zuschmann, morning sickness di akhir-akhir masa kehamilan hanya memengaruhi bayi ketika si ibu amat dehidrasi dan tidak mendapat asupan gizi cukup sehingga bayi tidak mendapat gizi untuk pertumbuhannya.

"Jika ibu muntah terlalu banyak dia berisiko mengalami dehidrasi dan malnutrisi. Untuk itu ibu harus dimonitor dan diberi cairan intravena untuk menjaga asupan gizinya, dan bayinya," kata dr Zuschmann, dikutip dari Essential Baby, Sabtu (19/12/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Ini Sebabnya Ibu Hamil Ada yang 'Ngebo' atau Justru Sering Mual Muntah

Morning sickness di penghujung masa kehamilan bisa terjadi akibat perubahan tubuh yang terjadi di beberapa bulan akhir kehamilan. Misalnya saja perut dan otot lambung meregang berlebihan hingga pencernaan melambat dan makanan mudah kembali ke kerongkongan, tekanan pada perut dari bayi yang makin besar, dan perubahan hormonal.

Selain itu, kemungkinan terjadinya morning sickness di akhir masa kehamilan makin besar jika ibu hamil mengasup makanan yang sulit dicerna, makan dalam jumlah besar, dan mengalami masalah pada asam lambung. Gejala kondisi ini, ibu hamil merasa mual dan muntah lebih dari dua hari berturut-turut.

"Pemeriksaan segera diperlukan apalagi jika mual dan muntah disertai diare, pembengkakan di wajah, lengan, dan kaki, kram dan kontraksi berlanjut, sakit kepala, pandangan buram, demam tinggi, dan perdarahan, termasuk saat muntah," terang dr Zuschmann.

Mual muntah dengan gejala lain dikatakan dr Zuschmann bisa menjadi tanda keracunan makanan, gangguan pencernaan, infeksi virus, pre-eklampsia, atau bahkan gejala persalinan.

"Untuk mengatasinya, bisa diberi obat anti mual atau antacid disertai obat morning sickness lainnya. Yang penting, ibu harus tetap terhidrasi dan mengonsumsi makanan yang mudah dicerna," kata dr Zuschmann.

Baca juga: Mual pada Ibu Hamil Memang Wajar, Tapi Bukan Berarti Tak Bisa Diredakan


(rdn/vit)

Berita Terkait