Hepatitis A Jangan Diremehkan, Tapi Kenali Juga 'Pembunuh' yang Sebenarnya

Hepatitis A Jangan Diremehkan, Tapi Kenali Juga 'Pembunuh' yang Sebenarnya

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Selasa, 22 Des 2015 15:30 WIB
Hepatitis A Jangan Diremehkan, Tapi Kenali Juga Pembunuh yang Sebenarnya
Foto: AN Uyung Pramudiarja
Jakarta - Kejadian Luar Biasa (KLB) hepatitis A menghebohkan Institut Pertanian Bogor (IPB) baru-baru ini. Infeksi virus yang bisa sembuh total ini memang tidak untuk diremehkan, tapi sebaiknya kenali juga 'silent killer' yang sesungguhnya yakni hepatitis B dan C.

Bukan hanya di IPB, infeksi hepatitis A di manapun selalu mendapat perhatian. Lain halnya dengan hepatitis B yang menurut Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) 2007 prevalensinya di Indonesia mecapai 9,4 persen, dan hepatitis C yang diperkirakan mencapai 1,5 persen hingga 2 persen.

Padahal dilihat dari risikonya, hepatitis A jauh lebih ringan. Pakar hepatitis dari Divisi Hepatobilier, Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, dr Irsan Hasan, SpPD, KGEH, FINASIM menyebut 99 persen infeksi hepatitis A akan sembuh total.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Risiko kematian 1 persen itu biasanya terjadi pada orang lanjut usia dengan daya tahan tubuh yang tidak bagus," kata dr Irsan, ditemui dalam simposium PAPDI (Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) di RSCM, Selasa (22/12/2015).

Hepatitis A bersifat akut dan bisa sembuh total dengan sendirinya, sedangkan hepatitis B dan C bisa berkembang menjadi kronis dan memicu sirosis (pengerasan hati) maupun kanker dan kematian akibat kegagalan fungsi hati. Lalu kenapa hepatitis kronis tidak pernah menjadi heboh?

"Karena hepatitis A sekali kasus langsung banyak yang kena, sedangkan B dan C yang kena satu-satu dan dampaknya baru kelihatan bertahun-tahun kemudian," jelas dr Irsan.

Baca juga: Jangan Remehkan Kasus IPB, Hep-A Pernah Picu Epidemi dan Rumor Sabotase

Jika virus hepatitis A menular melalui orofekal atau kuman dari kotoran yang masuk ke mulut, virus hepatitis B dan C hanya menular lewat cairan tubuh terutama darah. Menggunakan jarum suntik yang tidak steril, pisau cukur besar orang yang terinfeksi, serta hubungan seks yang tidak aman, adalah beberapa cara penularan hepatitis B dan C.

Pada tahap awal, hepatitis B dan C kadang tidak bergejala. Jika tidak tertangani, setelah bertahun-tahun bisa berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Tidak salah jika dr Irsan menyebutnya sebagai 'silent killer' atau pembunuh senyap.

Baca juga: KLB Hepatitis A di IPB dan Kerentanan Lingkungan Kampus

(up/vit)

Berita Terkait