"Sejak 2011 memang Chicha (panggilan Allya Siska) punya sakit punggung. Seharusnya operasi, tapi selalu tertunda," kata Elvira, ditemui di rumahnya baru-baru ini.
Hingga akhirnya, Allya Siska harus pergi ke Prancis untuk melanjutkan studi. Waktu yang terlalu pendek tidak memungkinkan bagi Allya Siska untuk menjalani berbagai persiapan operasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanggal 5 Agustus itu Chicha pertama kali datang ke chiropractic bersama ibu saya. Assesement dengan Randall Cafferty," jelas Elvira.
![]() |
Baca juga: Menelusuri Kematian Allya Siska, Pasien Chiropractic yang Diduga Korban Malpraktik
Allya Siska meninggal pada 7 Agustus 2015, sehari setelah menjalani terapi adjustment di Chiropractic First Pondok Indah Mall 1. Ia menjalani 2 sesi terapi sekaligus dalam sehari, yakni pukul 13.00 dan 18.30 sebelum akhirnya terserang nyeri hebat di lehernya pada pukul 23.00.
Pakar kesehatan tulang belakang dari RS Fatmawati, dr Luthfi Gatam, SpOT(K) mengatakan bahwa penegakan diagnosis untuk kyphosis leher seperti yang dialami Allya Siska harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Butuh berbagai pemeriksaan penunjang seperti CT Scan sebelum menentukan tindakan.
Kyphosis merupakan kondisi tulang belakang yang melengkung ke depan. Menurut keterangan Elvira, sang adik mengidap 2 jenis kelainan tulang belakang sekaligus yakni kyphosis dan scoliosis. Pada scoliosis, tulang belakang melengkung ke arah samping.
"Untuk kondisi tersebut, nggak bisa pakai cara konvensional. Memang harus dengan operasi," kata dr Luthfi, yang menurut Elvira pernah menangani Allya Siska pada 2014.
![]() |
Baca juga: Klinik Chiropractic Tempat Allya Pernah Diterapi Tutup Sementara
(up/vit)













































