Latih Anak Mandiri untuk Cegah Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex

<i>Fairy Tale Syndrome</i>

Latih Anak Mandiri untuk Cegah Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Selasa, 19 Jan 2016 13:57 WIB
Latih Anak Mandiri untuk Cegah Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex
Foto: thinkstock
Jakarta - Peter pan syndrome atau cinderella complex yang dialami seseorang saat memasuki usia dewasa muda dipengaruhi pola asuh yang diterapkan orang tua. Nah, untuk mencegah munculnya sindrom ini, ada cara yang dapat dilakukan orang tua sejak dini.

"Cara yang bisa dilakukan oleh orang tua agar anak tidak mengalami kondisi ini,yaitu biasakan anak untuk mandiri sejak kecil, mulai dari perihal kecil sekalipun," kata psikolog klinis Pustika Rucita, B.A.,MPsi, Psikolog saat berbincang dengan detikHealth.

Wanita yang akrab disapa Cita ini mencontohkan, biasakan melatih anak merapikan tempat tidurnya sendiri agar anak belajar untuk memiliki rasa tanggung jawab. Selain itu, rutinitas semacam ini juga bisa membuat anak lebih percaya diri dengan kemampuannya. Jangan lupa, berikan reward dan punishment yang jelas bagi semua tindakan anak agar anak dapat memahami konsekuensi dari semua tindakannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Cita berpesan, hindari hukuman yang berkaitan dengan kekerasan fisik atau verbal. Kemudian, upayakan selalu membantu anak untuk banyak mengeksplor kemampuannya. Salah satunya, dengan membiarkan anak mencoba banyak hal dalam hidupnya dan merasakan sendiri konsekuensinya.

"Namun, orang tua tetap membimbing secara wajar, dan baik ayah atau ibu mesti konsisten dalam menyuarakan pendapatnya terhadap anak. Sehingga anak ke depannya tumbuh menjadi pribadi dengan kepribadian yang lebih ajeg," tambah pemilik akun twitter @PustikaRucita ini.

Baca juga: Pola Asuh Seperti Ini Bisa Picu Peter Pan Syndrome dan Cinderella Complex

Ketika peter pan syndrome atau cinderella complex sudah terlanjur dialami saat dewasa, menurut Cita sindrom ini bisa dikurangi sedikit demi sedikit. Namun, ia menegaskan cara mengatasi yang lebih baik adalah melakukan upaya preventif sejak orang tersebut masih anak-anak.

Untuk terapi ke psikolog, psikolog dapat membantu meminimalisir sindrom, kemudian psikolog dapat membantu seseorang lebih mengenal kondisi diri mereka, memahami dan menerima apa yang telah terjadi di masa lalu, dan menyiapkan tindakan atau perilaku yang lebih efektif untuk masa depannya.

"Untuk mengatasi sindrom ini, dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar amat penting. Di antaranya menjadi lingkungan yang suportif, selalu ada untuk mendengarkan keluh kesah bagi yang bersangkutan tapiĀ  tidak memberikan intervensi yang berlebihan. Kemudian, selalu berikan motivasi agar mereka lebih berani untuk menunjukkan perubahan yang positif," terang Cita.

Lantas, apakah kedua sindrom ini turut menentukan siapa kelak pasangan yang akan dipilih oleh seseorang? "Pengaruhnya lebih kepada tipe pasangan yang akan dipilih. Misal cenderung memilih pasangan yang lebih tua dan mapan karena mampu memberikan rasa aman yang lebih," kata Cita.

Baca juga: Kegiatan Rumahan Begini Bisa Melatih Anak Aktif dan Lincah

(rdn/vit)

Berita Terkait