Kembar Siam Dempet Dada di Surabaya Meninggal Usai Terminasi Kehamilan

Kembar Siam Dempet Dada di Surabaya Meninggal Usai Terminasi Kehamilan

Tri Broto Purnawanto - detikHealth
Rabu, 20 Jan 2016 13:15 WIB
Kembar Siam Dempet Dada di Surabaya Meninggal Usai Terminasi Kehamilan
Orang tua si bayi kembar siam (Foto: Tri Broto Purnawanto)
Surabaya - Tim kembar siam RSU dr Soetomo Surabaya, sukses mengoperasi darurat kehamilan Happy Rahmawati warga Jalan Diponegoro, Desa Tambak Bayan Ponorogo, Jawa Timur. Operasi darurat ini bukan tanpa alasan. Sesuai hasil pemeriksaan, tim bayi kembar siam RSU dr Soetomo, bayi kembar siam dempet dada perut yang ke-73 ini, tidak akan bisa hidup lama karena memiliki kelainan bawaan yang cukup kompleks.

Kedua bayi yang lahir sekitar pukul 09.00 WIB, Selasa (19/1) diberi nama Husna Sanjaya dan Husni Sanjaya. Namun salah satu bayi meninggal pukul 13.00 WIB, lalu disusul bayi kedua 15 menit kemudian.

Dalam kelahiran bayi kembar ini, Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSU dr Soetomo, dr Agus Harianto SpAK menjelaskan banyak kasus bayi kembar siam dengan organ vital yang menyatu memiliki kesempatan hidup kecil. Minimal bisa bertahan 2 jam sampai 1 minggu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tim RS dr Soetomo melakukan tindakan ini karena untuk menyelamatkan ibu bayi, dan kedua bayi yang masih berusia 34 minggu dalam kandungan. Bila tak segera dilakukan operasi darurat, penghentian kehamilan atau terminasi ini, nyawa sang ibu terancam.

"Karena kandungan saya semakin membesar, saya sering mengalami sesak napas akhir-akhir ini," kata Happy dalam keterangan persnya sebelum operasi.

Hal itulah yang menjadi alasan kuat tim dokter untuk melakukan operasi terminasi kehamilan. Langkah ini dinilai tepat. Karena untuk menghindari usaha sia-sia ibu terhadap bayinya tidak punya harapan hidup baik. Karena kesempatan hidup untuk kembar siam dengan organ vital yang menyatu sangat kecil.

Langkah penyelamatan jiwa sang ibu, karena kondisi bayi sejak dalam kandungan telah terdeteksi bayi kembar siam memiliki satu jantung, satu hati dan satu lambung. Semua ini terdeteksi pada pemeriksaan awal USG dan perinatal dan hasil tes kardiografi.


"Ketika diautopsi dan dipisah hasil pemeriksaan awal kami ternyata benar, bayi memiliki satu jantung, dengan dua serambi dan satu bilik. Kemudian berhati satu dan lambung satu serta usus tak terbentuk. Ditambah lagi saluran pencernaan juga tak terbentuk pada bayi berjenis kelamin perempuan," jelas dr Agus.

Baca juga: Kembar Siam Dempet Kepala Asal Aceh Tenggara Akan Dioperasi di Yogyakarta

Dari pengalaman, tim dokter bayi jenis ini memang non-survival. Tak bisa dipisahkan dan usianya tidak lama. Sudah ada 7 bayi kembar siam yang serupa dan gagal bertahan hidup. Namun ini tidak diekspos karena keluarga menolak.

"Penyebab kematian bayi semacam ini yaitu gagal multi fungsi organ," terang dr Agus.

Sementara orang tua kedua bayi hanya bisa pasrah kepada tim dokter. Namun mereka mengerti dengan kondisi yang dihadapinya.

"Saya sangat bersyukur masih bisa mengadzani kedua bayi dan memberi nama, dan selanjutnya saya serahkan ke tim dokter. Saya mengizinkan bayi saya diautopsi demi kepentingan ilmu kedokteran sehingga ke depan tim dokter lebih dapat berpengalaman dengan menambah ilmu tentang bayi kembar siam," terang ayah kedua bayi, Andi Jaya, kepada wartawan.

Sebelum diautopsi kedua bayi dipertemukan dengan ibunya yang masih lemah usai menjalani persalinan. Usai diau topsi, bayi langsung dibawa pulang kerumah duka untuk dimakamkan di Ponorogo. Bayi dimakamkan di satu liang lahat.

Baca juga: Ini Dia Kembar Siam yang Sukses Dipisahkan Pertama Kali di Haiti

(up/vit)

Berita Terkait