Peneliti dari Deakin University, Australia, mencoba mencari jawabannya dan menemukan ketika seseorang mengonsumsi diet tinggi lemak, ternyata lidah lama kelamaan akan kehilangan sensitivitasnya. Artinya lidah menjadi butuh lebih banyak lagi makanan yang masuk agar terasa 'enak'.
Salah satu peneliti Professor Russell menambahkan bahwa hal yang sama terjadi juga di dalam perut. Semakin banyak lemak yang masuk maka tubuh perlu konsentrasi ekstra untuk mengidentifikasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Tidur Lebih Nyenyak dan Teratur? Pilih Makanan Rendah Gula dan Lemak
Dalam studi yang dipublikasi di jurnal Obesity, para peneliti melihat data dari 53 orang obesitas. Partisipan dimasukkan ke dalam program penurunan berat namun dibagi menjadi dua kelompok dengan metode yang berbeda.
Satu kelompok berat badannya turun dengan diet rendah lemak sementara kelompok lainnya turun dengan diet berlemak tapi total jumlah kalorinya rendah. Hasilnya setelah enam minggu dua kelompok tersebut mengalami penurunan berat yang rata-rata sama.
Namun ketika dites, hanya orang-orang dari kelompok diet rendah lemak saja yang menjadi lebih sensitif terhadap lemak.
"Jadi ini semacam pengembalian atau adaptasi kembali dari indra perasa. Ketika kita sudah pada level di mana kita benar-benar bisa merasakan lemak, sebetulnya rasanya tak enak," pungkas Russell seperti dikutip dari ABC Australia, Rabu (20/1/2016).
Baca juga: Peneliti Sebut Minyak Ikan Mampu Turunkan Lemak Tubuh (fds/vit)











































