Wanita dengan AF contohnya dalam laporan yang dipublikasi di British Medical Journal (BMJ) disebut dua kali lebih mungkin untuk mengalami serangan jantung fatal dan stroke karena AF. Selain itu wanita juga memiliki respon yang lebih buruk dari obat atau lebih telat didiagnosa dibandingkan pria.
"Salah satu kemungkinan mengapa ini terjadi mungkin karena wanita dengan AF tak diobati dengan baik seperti pada pria," ujar salah satu peneliti Connor Emdin seperti dikutip dari BBC pada Rabu (20/1/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi Ungkap Kegemukan Tingkatkan Risiko Detak Jantung Tak Teratur
Orang dengan AF meski dirinya dalam kondisi istirahat santai, jantungnya bisa berdetak lebih dari 100 kali mengakibatkan rasa pusing dan kehabisan napas. Bila terdiagnosa obat bisa digunakan untuk mengontrol kembali detakan menjadi normal sehingga bisa mengurangi risiko serangan jantung serta stroke.
"Penting bagi pelayanan kesehatan dalam mencegah dan mengobati AF untuk memerhatikan juga faktor gender," kata June Davison dari British Heart Foundation mengomentari studi.
"Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui hal apa yang menyebabkan perbedaan ini," pungkasnya.
Baca juga: Agar Detak Jantung Teratur, Yuk Biasakan Olahraga Kardio (fds/vit)











































