Untuk mini studi ini, peneliti dari Columbia University's Institute of Human Nutrition mengamati 13 pria dan 13 wanita dengan rata-rata usia 35 tahun dan mereka diminta menghabiskan lima malam di laboratorium tidur. Dalam semalam, rata-rata mereka tidur selama tujuh jam 35 menit.
Selama empat hari percobaan, partisipan mengonsumsi makanan dengan pola yang dikontrol oleh ahli gizi. Baru di hari ke-lima, partisipan dibolehkan mengonsumsi makanan pilihannya. Salah satu penulis studi, Marie-Pierre St-Onge mengatakan hal yang cukup mengejutkan yakni asupan lemak yang lebih tinggi dan jumlah serat yang lebih sedikit bisa memengaruhi parameter tidur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Mau Tidur Setelah Makan? Ini Jeda Waktunya yang Tepat
Ia menekankan, rata-rata partisipan akan mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan glukosa serta rendah serat di malam terakhirnya. Untuk itu, amat disarankan jika Anda ingin mendapatkan tidur yang berkualitas, sebelum pergi ke tempat tidur baiknya perbanyak konsumsi makanan tinggi serat seperti beras merah, rami, kacang-kacangan, buah, dan sayur.
Sebaliknya, hindari makanan tinggi lemak jenuh seperti daging merah, keju, atau makanan yang digoreng. Meski demikian, St-Onge mengatakan studi lanjutan tetap diperlukan supaya dapat diketahui lebih tepatnya pola makan seperti apa yang amat dianjurkan agar orang-orang bisa mendapat tidur malam yang berkualitas.
"Studi ini menegaskan kembali fakta bahwa pola makan dan tidur saling berkaitan ketika kita melakukan gaya hidup sehat. Untuk kesehatan yang optimal, penting membuat pilihan gaya hidup yang dapat mempromosikan tidur sehat serta konsumsi makanan dengan gizi seimbang, juga olahraga teratur," kata dr Nathaniel Watson, presiden American Academy of Sleep Medicine.
Baca juga: Tak Bisa Penuhi Jam Tidur Malam, Bisakah Disiasati Tidur Siang?
(rdn/up)











































