CFS/ME sendiri adalah kondisi yang membuat pengidapnya menjadi sangat mudah lelah bahkan dari aktivitas ringan. Selain itu kondisi juga bisa disertai dengan gejala memori, nyeri sendi dan otot, sakit kepala, intoleransi makanan, sakit tenggorokan atau pembesaran kelenjar getah bening dan sensitif terhadap cahaya pada kasus yang parah.
Data yang dipublikasi di jurnal Pediatrics menunjukkan setidaknya kondisi ini dapat ditemukan pada 2 persen populasi remaja berusia 16 tahun dan hampir setengahnya lebih adalah perempuan. Remaja yang berasal dari keluarga miskin disebut juga lebih untuk mengidapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu peneliti dr Esther Crawley mengatakan sampai saat ini dunia belum mengetahui penyebab jelas dari CFS/ME. Pada pasien muda, kondisi diketahui bisa membaik dengan terapi perilaku kognitif namun sayang belum banyak orang menyadarinya.
"Anak-anak yang datang menemui saya rata-rata hanya bisa masuk sekolah dua hari saja dalam seminggu. Ini artinya yang mendapat perhatian hanya kasus-kasus parah saja," kata dr Crawley seperti dikutip dari BBC, Senin (25/1/2016).
"Sebagai dokter anak kami perlu lebih baik lagi mengidentifikasi CFS/ME, terutama pada mereka dengan latar belakang yang sulit mendapat akses kesehatan," pungkasnya.
Baca juga: Jangan Disepelekan, Lelah Terus-menerus Juga Berbahaya Bagi Tubuh
(fds/vit)











































