Dr dr Sri Linuwih Menaldi, SpKK(K), Ketua Divisi Dermatologi Infeksi Tropik, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan kusta atau lepra merupakan penyakit yang mewabah pada abad 19. Semakin berkembangnya zaman, teknologi dan pengobatan kusta pun semakin berkembang.
"Jadi nggak ada lagi kusta kayak zaman dulu yang jarinya copot-copot seperti begitu. Sekarang dengan pengobatan risiko kecacatan bisa berkurang," papar dr Sri, dalam temu media Hari Kusta Sedunia di Kementerian Kesehatan, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (29/1/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Sulit menular
|
Foto: dikhy sasra
|
Meski sama-sama menular lewat udara, penelitian mengatakan penyakit kusta sulit menular. Studi membuktikan hanya 5 persen orang yang terinfeksi setelah terpapar kuman.
"Susah menularnya, minimal itu kontak dekat dan waktunya minimal 5 tahun. Dari 100 orang, hanya 5 yang terinfeksi dan 3 orang di antaranya sembuh sendiri," ungkap dr Sri.
2. Bukan penyakit keturunan
|
Foto: Thinkstock
|
"Memang terlihat seperti keturunan tapi bukan. Misalnya ibu kena kusta, anak-anaknya kena juga. Ini karena anak dekat dengan ibunya dan sering kontak, makanya tertular," urainya.
3. Waspada bercak
|
Foto: ist
|
"Kalau bercaknya baal, ditusuk dan dicubit nggak sakit, dan jumlahnya lebih dari 3, lebih baik ke dokter karena khawatir gejala kusta," tambahnya lagi.
4. Masa pengobatan 6 bulan
|
Foto: Thinkstock
|
"Setelah pengobatan bisa sembuh 100 persen. Jadi jangan tunda pengobatan dan segera epriksa ketika ada gejala," paparnya.
5. Menyerang mata dan saraf
|
Foto: thinkstock
|
"Karena kusta menyerang saraf tepi, dokter saraf juga kita libatkan. Selain itu kusta juga bisa menyerang mata, mata tidak bisa menutup hingga kebutaan, makanya dokter mata juga dilibatkan," jelasnya.
6. Siapa saja berisiko
|
Foto: Hasan Alhabshy
|
dr Sri mengatakan faktor risiko seperti penduduk padat, ketertutupan soal penyakit dan daya tahan tubuh yang rendah membuat masyarakat Jakarta renta mengidap kusta.
"Di RSCM masih 10 besar penyakit kulit. Jadi mungkin karena stres, makan tidak benar, akhirnya daya tahan tubuh turun dan terpapar kusta di tempat ramai karena ada pengidap kusta yang tidak melakukan pengobatan," tutupnya.
Halaman 2 dari 7











































