Prof dr Jeanne Adiwinata, MS, PhD, Kepala Laboratorium Kultur dan Analisis, UPT Teknologi Kedokteran Sel Punca, RS Cipto Mangunkusumo - Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia mengatakan sel punca adalah sel hidup. Sehingga jika disimpan dalam ampul, sel punca tentunya akan mati.
Baca juga: Terapi Sel Punca, Benarkah Bisa Sembuhkan Semua Penyakit?
"Sel punca dijual dalam vial atau ampul, itu tidak benar. Sel punca itu sel hidup, jadi harus diawetkan dalam medium kriopreservasi atau dibekukan. Kalau tidak dibekukan selnya akan mati dan tidak bermanfaat," tutur dr Jeanne, dalam temu media di RSCM, Jl Pangeran Diponegoro, Rabu (3/2/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan dr Jeanne, sel punca harus berada dalam keadaan hidup jika ingin bekerja. Prinsipnya, sel punca adalah sel induk yang dibiakkan menjadi sel lain untuk proses penyembuhan.
"Kalau dalam bentuk kapsul atau kaplet, masuk lewat mulut selnya pasti mati kena asam lambung. Makanya penggunaan sel punca tidak bisa dilakukan secara oral," tandasnya lagi.
Prof Jeanne juga menganjurkan masyarakat untuk lebih selektif ketika memutuskan untuk mencoba terapi sel punca. Sebelum melakukan terapi, harus dilihat apakah rumah sakit memiliki laboratorium khusus untuk penyimpanan sel punca.
"Kalau rumah sakit bilang menyediakan layanan sel punca, tapi tidak ada lab khusus dan tidak memiliki fasilitas kriopreservasi, maka harus dipertanyakan. Apakah benar-benar sel punca," tutupnya.
Baca juga: Banyak Klaim Sesat Soal Stem Cell, Masyarakat Diimbau Tak Mudah Percaya (mrs/vit)











































