Billy, Remaja Pertama di Inggris yang Sembuh dari Epilepsi Berkat Robot

True Story

Billy, Remaja Pertama di Inggris yang Sembuh dari Epilepsi Berkat Robot

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Minggu, 07 Feb 2016 13:13 WIB
Billy, Remaja Pertama di Inggris yang Sembuh dari Epilepsi Berkat Robot
Foto: swns
Jakarta - Epilepsi sebenarnya bukan penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Ada obat pengendalinya, tetapi ada juga operasi yang bisa dilakukan untuk mencegah serangan itu terjadi kembali.

Adalah Billy Whitaker, ia sudah terserang epilepsi sejak usianya masih 8 tahun. Bahkan ia mengalami gejala khusus. Tiap kali akan kejang, Billy akan mengalami gejala yang dinamakan 'aura' yang ditunjukkan dengan keadaan linglung.

Di tahun 2014, Billy sudah menjalani pengangkatan sebagian kecil temporal lobe di otak kanannya, yang selama ini diketahui dapat menyembuhkan epilepsi. Namun sayangnya, ini hanya bertahan dalam setahun saja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat epilepsinya kembali, kali ini gejalanya tak dapat dikendalikan dengan obat-obatan. Hingga akhirnya Bristol Royal Hospital for Children menambah teknologi pengobatan mereka dengan sebuah robot yang dinamai Neuromates Robot.

Robot seharga 350.000 poundsterling (Rp 6.9 miliar) itu difungsikan untuk memasukkan elektroda ke dalam otak terdalam Billy. Dengan cara itu, bagian otak yang memicu serangan kejang dapat diketahui dan diakses kemudian diangkat, dengan tingkat akurasi yang luar biasa.

Atas rekomendasi dan urunan dana dari penduduk setempat, pihak rumah sakit akhirnya memilih Billy sebagai pasien pertama yang akan merasakan teknologi terbaru tersebut. Prosedur ini dilakukan pada Januari 2015 lalu.

Pertama-tama, tim dokter bedah membius Billy lalu melakukan beberapa kali scan untuk membuat 'peta' tiga dimensi (3D) dari otaknya. Dengan cara itu mereka dapat melakukan 'interogasi' atau mengidentifikasi masalah pada otak remaja berusia 15 tahun itu.

Selepas itu, mereka memasang semacam bingkai di kepala Billy agar dapat memandu si robot saat mengebor kepalanya. Lantas robot tadi membuat lintasan tiga dimensi yang nantinya akan dipasangi elektroda.

Yang pertama, tim dokter melubangi kulit dan tengkorak Billy dengan bor setebal 1 milimeter. Kemudian bor setebal 3 cm digunakan untuk melubangi jaringan otak Billy, dan lubang semacam ini dibuat di empat lokasi yang berbeda. Barulah setelah itu elektroda dimasukkan ke lubang-lubang yang disediakan.

Elektroda ini nantinya akan menangkap sinyal-sinyal yang terpancar dari otak dan menunjuk lokasi penyebab serangan epilepsi dengan tepat.

Baca juga: Awas! Sering Kejang Demam, Anak Lebih Berisiko Kena Epilepsi 



Operasi yang berlangsung selama lima jam itu pun selesai, dan keadaan Billy dipantau. Ternyata semenjak saat itu, serangan kejangnya berkurang menjadi 9 episode dalam tiga hari. "Kami menemukan bagian kecil dari otak yang kami duga adalah kandidat penyebab dari kejang-kejang ini," tutur Michael Carter, salah satu ahli bedah saraf yang terlibat dalam operasi Billy.

Dengan robot, lanjut Carter, timnya menemukan jaringan otak yang bermasalah tersebut, lalu mengangkatnya sepekan kemudian. Dengan robot pula, proses penanaman elektroda tadi juga menjadi sangat aman dan tanpa diikuti efek samping setelahnya.

"Kini kondisinya sudah jauh lebih baik, bahkan tak ada lagi kejang. Kami berharap ia akan bebas kejang untuk seterusnya," kata Carter seperti dikutip dari SWNS, Minggu (7/2/2016).

Di Inggris sendiri, tercatat hanya ada empat mesin robot, dan Billy merupakan pasien anak pertama yang mendapatkan prosedur operasi yang disebut 'robotic stereotactic EEG' tersebut.

Baca juga: 6 Langkah Pertolongan Pertama Bagi Kejang-kejang karena Epilepsi  (lll/up)

Berita Terkait