Polisi Gemuk di Jakarta Timur Banyak Mengalami Gangguan Tidur

Polisi Gemuk di Jakarta Timur Banyak Mengalami Gangguan Tidur

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Rabu, 10 Feb 2016 12:00 WIB
Polisi Gemuk di Jakarta Timur Banyak Mengalami Gangguan Tidur
Foto: Thinkstock
Jakarta - Sebuah penelitian di RS Paru Persahabatan mengungkap tingginya kasus gangguan tidur pada polisi gemuk. Sebanyak 21,7 persen polisi di Tangerang dan Jakarta Timur diduga mengidap Obstructive Sleep Apnea (OSA).

Penelitian tahun 2014 ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner Berlin. Salah seorang peneliti, Dr dr Agus Dwi Susanto, SpP(K), menjelaskan bahwa skor positif pada 2 poin pertanyaan atau lebih menunjukkan adanya kemungkinan gangguan tidur OSA.

"Kita melihat prevalensi saja. Ternyata cukup lumayan pada polisi," kata dr Agus, ditemui dalam simposium OSA di RS Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, Rabu (10/2/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Gemuk dan Lingkar Leher Lebih dari 43 Cm, Risiko Sleep Apnea Meningkat

Seseorang dengan gangguan OSA mengalami henti napas berulang kali saat tidur akibat sumbatan atau penyempitan saluran napas. Akibatnya, suplai oksigen berkurang. Risiko mengalmai gangguan fungsi organ meningkat, sedangkan kualitas tidur mengalami penurunan.

Pada penelitian tersebut, dr Agus mengaku tidak secara khusus meneliti penyebab tingginya kasus gangguan tidur OSA pada polisi. Namun berdasarkan pengamatan, sebagian besar disebabkan oleh kelebihan berat badan yang ditandai dengan indeks massa tubuh yang tinggi.

"Kita teliti sebagian besar memang itu, indeks massa tubuh (IMT). Faktor risiko paling sering memang itu, IMT sama lingkar leher lebih dari 40 cm," jelas dr Agus.

Baca juga: Sleep Apnea, Ketika Napas Mendadak Berhenti Saat Tidur

(up/vit)

Berita Terkait