dr Andri, SpKJ, FAPM, mengatakan depresi pada remaja sulit dideteksi. Hal ini diakibatkan oleh kemampuan menyembunyikan yang lebih baik dan gejala yang berbeda dengan depresi dewasa.
Oleh karena itu, dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta yang harus Anda ketahui tentang depresi remaja:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pakar sampai saat ini masih terbelah menjadi dua kelompok soal penggunaan obat antidepressan pada pasien depresi remaja. Obat antidepressan memang bisa mengurangi gejala depresi, namun juga meningkatkan risiko bunuh diri.
"Memang ironis, tapi faktanya memang seperti itu. Di Ameriak, FDA memiliki black box warning pada setiap kemasan antidepressan, yakni peringatan untuk tidak meresepkan berlebihan karena bisa meningkatkan risiko bunuh diri," tutur dr Andri.
2. Jangan dijauhi
Remaja yang depresi sejatinya membutuhkan pertolongan. Sehingga jangan biarkan remaja pasien depresi sendirian dan malah menjauhinya.
"Malah harus dirangkul, diajak melakukan kegiatan yang aktif. Misalnya punya hobi olahraga ya diajak main bola atau futsal," tambahnya.
3. Inisiasi percakapan
Orang tua harus membuka diri untuk melakukan percakapan dengan anak soal gangguan kejiwaan. Sebabnya anak remaja mungkin mengetahui mereka sedang depresi namun tidak tahu harus meminta pertolongan ke mana.
"Pembicaraan seputar kesehatan mental harus dilakukan tak hanya di rumah namun juga di sekolah, sosial media dan lingkaran sosial lainnya. Kesehatan mental terjadi pada tiga dari anak-anak dalam satu kelas dan ini masalah serius," ungkap Sue Baker, pakar psikologi dari Amerika.
4. Waspada bullying saudara kandung
Bullying atau tindakan mengganggu dengan intimidasi adalah tindakan yang biasanya dilakukan oleh senior kepada juniornya untuk menunjukkan kekuasaan yang lebih. Dampaknya pada korban, bullying dapat menimbulkan masalah psikologis seperti stres dan depresi.
Peneliti dari University of Oxford yang dipimpin oleh Lucy Bowes mengatakan korban bullying yang dilakukan oleh saudara kandung memiliki risiko dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan rasa depresi. Mereka tidak dapat memastikan bahwa bullying yang dilakukan oleh saudara kandung berhubungan langsung dengan rasa depresi dan tindakan menyiksa diri.
5. Pantau sekolah anak
Menurut National Institute of Mental Health, menolak untuk pergi sekolah atau berpura-pura sakit bisa jadi merupakan sinyal yang menandakan depresi pada anak. Gangguan mood itu juga menyebabkan anak semakin sulit berkonsentrasi di kelas. Jika Anak menunjukkan perilaku seperti itu, orang tua harus waspada.
"Misalnya, setiap mau sekolah selalu sakit perut, sakit kepala. Ini bisa jadi psikosomatik. Jadi penyebab depresinya ada di sekolah, mungkin teman atau yang lainnya," papar dr Andri. (mrs/up)











































