Padahal menurut ahli parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Profesor dr Saleha Sungkar, SpPar(K), fogging adalah cara yang tak efektif untuk memberantas nyamuk penyebar Demam Berdarah Dengue dan juga virus Zika: Aedes aegypti. Nyamuk A.aegypti adalah jenis nyamuk yang telah mengembangkan 'rasa' terhadap manusia dan pola hidupnya berbeda dari nyamuk lain.
Sebagai contoh bahkan ketika dibandingkan dengan nyamuk kerabatnya Aedes albopictus, A.aegypti lebih berhati-hati. A.aegypti akan memilih tempat yang kuat bau manusianya di dalam rumah sebagai tempat istirahat sementara A.albopictus istirahatnya di semak-semak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Saktinya Para Nyamuk, Puluhan Tahun Dibasmi Tapi Tidak Punah-punah
"Fogging sudah 25 tahun dilakukan sebagai kontrol Dengue di negara-negara ASEAN tapi angka kejadiannya tetap meningkat. Fogging membuat rasa aman yang palsu, orang senang aja karena sudah disemprot enggak ada nyamuk padahal yang mati nyamuk Culex, nyamuk got, Aedes aegypti-nya masih ada," lanjutnya.
dr Saleha mengatakan saat ini cara yang paling efektif untuk memberantas nyamuk adalah dengan rutin menguras tempat penampungan air. Saran lain untuk menutup tempat penampungan air atau mengubur kaleng bekas misalnya bisa juga dilakukan namun harus benar.
"Kalau menutup enggak rapat dia bisa masuk malah jadi merasa terlindung. Kalau mengubur lahan di Jakarta udah sempit," ucap dr Saleha. (fds/up)











































