Menurut dokter, bocah asal Nashville, Tennessee itu terlahir dengan sindrom Vacterl yang langka. Vacterl sendiri merupakan kependekan dari 'vertebral defects, anal atresia, cardiac defects, trachea-esophageal fistula, renal anomalies and limb abnormalities' atau gangguan pada berbagai sistem tubuh.
Kondisi Zoey ini sebenarnya sudah terungkap sejak ia berada dalam kandungan. Dari hasil pemeriksaan saat kandungan ibunya, Torri Goddard baru memasuki 20 minggu, sudah terlihat jantung Zoey bermasalah, namun dokter hanya mewanti-wanti bila mungkin Zoey terlahir dengan cacat jantung saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saking kompleksnya, seseorang baru bisa didiagnosis dengan sindrom Vacterl bila didapati sedikitnya tiga fitur utama pada diri mereka. Malang bagi Zoey, ia memiliki ketiganya, di antaranya kondisi yang disebut 'tulang belakang kupu-kupu' yang bisa memicu skoliosis saat Zoey tumbuh dewasa.
Tanda kedua dan ketiga adalah cacat pada jantung dan kerongkongan Zoey yang tidak menyatu dengan trakeanya. Sebaliknya, usus kecil Zoey justru tidak terpisah dari perutnya.
Baca juga: Bayi yang Bisa Meninggal karena Tersedak Ini Selamat Berkat Minum Kola
Saat ini saja Zoey sudah dilaporkan mengalami gangguan serius pada jantung dan paru-parunya, sehingga sempat mengalami 7 kali henti jantung dan tiga kali stroke. "Jantungnya mulai melebar dan menekan paru-paru kiri serta saluran pernapasannya," ungkap Torri.
Zoey akhirnya dipasangi ventilator untuk membantu bernapas. Tetapi tidak menutup kemungkinan suatu hari nanti Zoey harus mendapatkan transplantasi jantung dan paru-paru.
Beruntung tim dokter dari Nationwide Children's Hospital, Columbus, Ohio mampu mengoperasi Zoey dan menyelamatkannya dari daftar tunggu transplantasi.
Tepat pada bulan Maret 2015 lalu, Zoey diterbangkan ke Ohio untuk menjalani pengobatan. "Saat Zoey tiba, kami langsung mengumpulkan data, termasuk foto-foto yang dibutuhkan untuk operasinya," ucap Dr Darren Berman dari The Heart Center, Nationwide Children's Hospital.
![]() |
Dari hasil pemeriksaan di lab, tim Berman menemukan jika sejumlah aliran darah di paru-paru kecil Zoey bisa ditutup, maka tekanan di arteri paru-parunya akan berkurang. Setidaknya prosedur itu dapat menunda urgensi Zoey untuk memperoleh organ baru, walaupun untuk pemulihannya sendiri akan memakan waktu lebih lama.
Operasi tersebut akhirnya digelar dua minggu selepas konsultasi pertama Zoey. Bahkan Zoey bisa pulih dengan cepat hingga mereka sudah diperbolehkan pulang hanya 10 hari selepas operasi.
Zoey juga memperlihatkan perkembangan yang baik. Bahkan sejak saat itu, Zoey sudah bisa belajar berjalan dan tidak tergantung lagi pada ventilator. "Meskipun begitu banyak hal yang telah ia lalui, tapi ia tetap menjadi pahlawan kami," kata Torri kepada Daily Mail dan dikutip Rabu (17/2/2016).
Baca juga: Willow Page, Bayi 13 Bulan yang 'Meninggal' 3 Kali dan Kena Stroke
Akhir bulan ini, Zoey dan ibunya akan kembali ke Ohio untuk menjalani kontrol. Bila saat itu tekanan di jantung dan paru-parunya berkurang, itu artinya Zoey tinggal menjalani satu kali operasi lagi untuk memperbaiki kondisi jantungnya. (lll/vit)












































