Soal Dugaan Bukan Zika Tapi Larvasida yang Picu Mikrosefali, Ini Kata WHO

Soal Dugaan Bukan Zika Tapi Larvasida yang Picu Mikrosefali, Ini Kata WHO

Nurvita Indarini - detikHealth
Kamis, 18 Feb 2016 12:02 WIB
Soal Dugaan Bukan Zika Tapi Larvasida yang Picu Mikrosefali, Ini Kata WHO
Foto: BBC World
Jakarta - Beredar dugaan bukan Zika yang jadi penyebab mikrosefali, namun pestisida yang disebut Pyriproxyfen. Pyriproxyfen biasa digunakan di tempat penampungan air untuk mengeliminasi larva nyamuk. Terkait dugaan ini, Badan Kesehatan Dunia (WHO) pun angkat suara.

"Setelah peninjauan tambahan pada data toksikologi pada Pyriproxyfen, WHO menyimpulkan tidak ada bukti kuat bahwa larvasida bisa menjadi penyebab peningkatan kasus mitkosefali di timur laut Brazi; ataupun yang terjadi diĀ  French Polynesia pada 2013-2014," begitu pernyataan WHO, dikutip dari CNN, Kamis (18/2/2016).

Pyriproxyfen merupakan salah satu dari 12 larvasida yang direkomendasikan WHO untuk mengurangi populasi nyamuk. Larvasida ini telah digunakan sejak akhir 1990-an.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sebelumnya, University Network of the Environment and Health yang berisi sekelompok dokter dari Argentina menulis laporan yang mengkritik Kementerian Kesehatan Brazil karena terlalu cepat mengaitkan Zika dengan mikrosefali.

Baca juga: Dugaan Larvasida Picu Mikrosefali Dinilai Lemah, Zika Masih 'Tersangka'

Dalam laporan ditulis di daerah yang paling banyak angka kesakitannya, ternyata sudah menggunakan larvasida selama 18 bulan. Bahwa Pyriproxyfen telah dimasukkan ke tempat penampungan air, di mana airnya kemudian diminum oleh penduduk yang kemudian terdampak mikrosefali.

Karena laporan itu, salah satu negara bagian Brazil, Rio Grande do Sul, pun melarang penduduknya menggunakan larvasida. Mereka memilih cara lain untuk membatasi perkembangan nyamuk.

Namun senada dengan WHO, Pemerintah Federal Brazil menegaskan tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan Pyriproxyfen dengan microcephaly. "Tidak ada studi epidemiologi yang menunjukkan hubungan antara penggunaan Pyriproxyfen dan mikrosefali," begitu tegas Kementerian Kesehatan Brazil.

Dikatakan pula beberapa daerah yang tidak menggunakan Pyriproxyfen juga dilaporkan terdapat kasus mirosefali.

Baca juga: Setelah Diduga Picu Cacat Lahir, Virus Zika Dituding Sebabkan Kematian

Pyriproxyfen sendiri diproduksi oleh perusahaan Jepang, Sumitomo Chemical. Larvasida ini selama 20 tahun telah didistribusikan ke sekitar 40 negara seperti Turki, Arab Saudi, Denmark, Prancis, Yunani, Belanda, Spanyol, Republik Dominika dan Kolombia.

Produknya dikaitkan dengan mikrosefali, perusahaan pembuat larvasida itu pun memberi sangkalan. ".... Aman dan efektif digunakan dalam memerangi penyakit yang disebarkan nyamuk. Kekhawatiran yang terkait dengan mikrosefali benar-benar tidak berdasar."

(vit/up)

Berita Terkait