Peneliti mengatakan yang jadi masalah dari isu kesehatan ini adalah tak diketahui penyebab pastinya. Teori yang mengatakan mengapa orang matanya bisa minus berterbaran tapi tak ada yang benar-benar terkonfirmasi.
"Proyeksi peningkatan miopia dan miopia parah yang ada sekarang dianggap karena gabungan faktor lingkungan dan gaya hidup yang minim aktivitas di luar ruangan. Genetik sepertinya juga berperan namun hal ini tak bisa menjelaskan mengapa ada peningkatan tren dalam jangka waktu yang pendek," tulis peneliti seperti dikutip dari jurnal Opthalmology, Jumat (19/2/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mata bayi yang baru lahir sendiri sebetulnya rabun dekat dengan bentuk agak pipih. Namun seiring waktu mata perlahan akan tumbuh dan berhenti saat bayangan yang jatuh di retina sudah fokus.
Oleh karena itu mengapa mata bisa tumbuh lalu kemudian berhenti di saat yang tepat disebut peneliti adalah sebuah pencapaian luar biasa tubuh yang masih belum banyak dimengerti.
Untuk menghadapi peningkatan rabun jauh peneliti mengatakan saat ini memang sudah ada obat tetes yang bisa dipakai. Tapi obat tersebut hanya memperlambat saja sehingga perlu studi lebih jauh lagi agar bisa ditemukan cara lain yang lebih efektif.
Baca juga: Studi: Rutin Pakai Tetes Mata, Rabun Jauh Pada Anak Bisa Dikurangi
(fds/vit)











































