Idap Kelainan Langka, Kulit Bocah 10 Tahun Ini Mengeras Seperti Batu

True Story

Idap Kelainan Langka, Kulit Bocah 10 Tahun Ini Mengeras Seperti Batu

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Selasa, 23 Feb 2016 16:31 WIB
Idap Kelainan Langka, Kulit Bocah 10 Tahun Ini Mengeras Seperti Batu
Foto: Natalia Rogers
Colorado - Di usia 7 tahun, Jaiden Rogers didiagnosisstiff-skin syndrome hingga timbul bercak keras di kulit Jaiden. Kini, di usia 10 tahun, lesi di kulit Jaiden makin banyak dan meluas.

Bahkan, lesi keras di kulit Jaiden membuat bocah itu seperti berkulit batu. Ia juga kesulitan bergeran dan tidak bisa pergi ke sekolah. Selain itu, sehari-hari Jaiden harus menggunakan oksigen untuk membantunya bernapas. Kini, orang tua Jaiden sedang mencari sekaligus berharap ada dokter atau teknik pengobatan yang dapat membantu menangani kondisi putranya.

Ibu Jaiden, Natalie Rogers mengatakan sebelumnya dokter pun sudah mencoba kemoterapi untuk memperlambat pertumbuhan lesi. "Awalnya hanya ada bercak kecil tapi kemudian menyebar ke seluruh tubuh," ujar Natalie kepada ABC News.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lesi pertama muncul di bawah kulit Jaiden yang kemudian lebih terlihat seperti bulatan kecil datar dan keras. Dengan kondisi kulit seperti itu, Jaiden sulit bermobilisasi dan tidak bisa seaktif dulu. Padahal, menurut Natalie, Jaiden adalah anak yang aktif dan senang keluar rumah.

Baca juga: Gampang Mengeras, Kulit 'Remaja Kulit Ular' Harus Dibasuh Tiap 30 Menit

Natalie dan suaminya, Tim Rogers berharap dengan berbagi cerita Jaiden, mereka bisa menembukan bantuan untuk mengobati kondisi kulit putranya. Saat ini pun pihak keluarga tengah mengumpulkan dana di situs YouCaring sementara Jaiden menjalani pengobatan untuk memperlambat perkembangan lesinya.

Dikutip dari National Institues of Health, stiff-skin syndrome merupakan kelainan genetik langka yang menyebabkan lesi dengan jaringan fibrosis yang mengeras. Sehingga, kulit pasien akan tampak seperti batu. Penyakit ini bisa bertambah parah dan membuat pasien tidak bisa bermobilisasi.

Belum ada pengobatan yang terbukti efektif mengatasi penyakit ini. Namun, NIH menyebutkan jika olahraga teratur dan trapi fisik bisa membantu pasien mempertahankan gerakan tubuhnya. Beberapa obat yang bisa digunakan untuk memperlambat parahnya keadaan pasien di antaranya steroid, imunosupresan, dan terapi cahaya.

Baca juga: Peneliti Kembangkan Plester Isi Bahan Radioaktif untuk Terapi Kanker Kulit (rdn/up)

Berita Terkait