Bahkan, lesi keras di kulit Jaiden membuat bocah itu seperti berkulit batu. Ia juga kesulitan bergeran dan tidak bisa pergi ke sekolah. Selain itu, sehari-hari Jaiden harus menggunakan oksigen untuk membantunya bernapas. Kini, orang tua Jaiden sedang mencari sekaligus berharap ada dokter atau teknik pengobatan yang dapat membantu menangani kondisi putranya.
Ibu Jaiden, Natalie Rogers mengatakan sebelumnya dokter pun sudah mencoba kemoterapi untuk memperlambat pertumbuhan lesi. "Awalnya hanya ada bercak kecil tapi kemudian menyebar ke seluruh tubuh," ujar Natalie kepada ABC News.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Gampang Mengeras, Kulit 'Remaja Kulit Ular' Harus Dibasuh Tiap 30 Menit
Natalie dan suaminya, Tim Rogers berharap dengan berbagi cerita Jaiden, mereka bisa menembukan bantuan untuk mengobati kondisi kulit putranya. Saat ini pun pihak keluarga tengah mengumpulkan dana di situs YouCaring sementara Jaiden menjalani pengobatan untuk memperlambat perkembangan lesinya.
Dikutip dari National Institues of Health, stiff-skin syndrome merupakan kelainan genetik langka yang menyebabkan lesi dengan jaringan fibrosis yang mengeras. Sehingga, kulit pasien akan tampak seperti batu. Penyakit ini bisa bertambah parah dan membuat pasien tidak bisa bermobilisasi.
Belum ada pengobatan yang terbukti efektif mengatasi penyakit ini. Namun, NIH menyebutkan jika olahraga teratur dan trapi fisik bisa membantu pasien mempertahankan gerakan tubuhnya. Beberapa obat yang bisa digunakan untuk memperlambat parahnya keadaan pasien di antaranya steroid, imunosupresan, dan terapi cahaya.
Baca juga: Peneliti Kembangkan Plester Isi Bahan Radioaktif untuk Terapi Kanker Kulit (rdn/up)











































