4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Growth Spurt pada Bayi

4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Growth Spurt pada Bayi

Nurvita Indarini - detikHealth
Senin, 07 Mar 2016 08:37 WIB
4 Hal yang Perlu Diketahui tentang Growth Spurt pada Bayi
Foto: Thinkstock
Jakarta - Growth spurt umum dialami bayi di awal-awal kehidupannya. Apa saja sih tanda bayi sedang mengalami growth spurt atau yang sering disingkat GS ini?

Growth spurt alias percepatan pertumbuhan yang merupakan suatau fase di mana pertumbuhan bayi akan mengalami percepatan. Dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, ini beberapa hal yang perlu diketahui tentang growth spurt:

1. Periode Growth Spurt

Foto: Thinkstock
dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya beberapa waktu lalu menuturkan growth spurt normal terjadi pada bayi ASI atau non-ASI. Biasanya periode growth spurt akan berlangsung dua sampai tiga hari. Namun bisa juga sampai seminggu.

Periode ini umumnya akan terjadi saat bayi berusia satu minggu, tiga minggu, enam minggu, satu bulan, tiga bulan, sampai enam bulan. "Dan ini masih akan berlangsung sampai si anak berusia remaja. Tapi bayi kan enggak tahu kalender ya, jadi bisa saja periode ini terjadi di luar umur tadi," ujar dr Meta.

2. Lapar Sepanjang Waktu

Foto: Thinkstock
Sepertinya Anda belum lama menyusui si kecil, tapi kok dia seperti terus-menerus lapar ya. Mungkin growth spurt penyebabnya. Ya, pada saat percepatan pertumbuhan, bayi umumnya selalu lapar karena dia butuh kalori.

Karena bayi di bawah enam bulan hanya minum air susu ibu (ASI) tidak heran jika dia tampak seperti terus-menerus menyusu. Pada saat GS, menurut Michelle Lampl, M.D., Ph.D, seorang peneliti pertumbuhan dan profesor antropologi di Universitas Emory, Atlanta, bayi bisa menyusu sampai 15-16 kali dalam sehari. Demikian dikutip dari Parents.

Hmm tampaknya terdengar melelahkan bagi ibu ya? Tapi justru ini memberi keuntungan bagi sang ibu lho. Dengan frekuensi menyusui yang lebih sering, maka produksi ASI juga meningkat. Lagipula, semakin bertambah besar seorang bayi, maka kebutuhan ASI-nya pun meningkat.

Katy Lebbing, seorang konsultan laktasi, mengingatkan menyusui yang singkat tetapi sering akan lebih memicu produksi ASI ketimbang waktu menyusui yang lama namun jarang.

3. Rewel

Foto: Thinkstock
Pada saat GS, bayi akan lebih banyak menempel pada ibunya. Selain itu, dia akan lebih rewel dan gelisah. Sepertinya tidak ada hal yang bisa menenangkan dirinya dalam waktu lama. Kerewelan ini muncul karena bayi kurang tidur.

Bayi banyak terjaga di malam hari lantaran lapar, sehingga dia kerap menyusu pada ibunya. Karena itu pula, bayi kurang mendapat waktu yang cukup lama untuk beristirahat.

Pada saat menghadapi ini, jangan putus asa ya Bu. Anda perlu makan banyak. Mungkin Anda bisa meminta bantuan suami atau keluarga yang lain untuk menyuapi Anda. Bagaimanapun Anda butuh makan sebagai sumber energi.

Tapi ingat juga bahwa saat bayi rewel, GS bukan satu-satunya penyebab. Bisa jadi karena bayi Anda sedang sakit atau akan tumbuh gigi. Pada beberapa bayi, tumbuhnya gigi menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga bisa mengubah pola tidur dan menyusunya.

4. Tidur Nyenyak

Foto: thinkstock
Setelah selama beberapa hari maunya menyusu terus-menerus karena GS, bayi biasanya akan lebih banyak tidur daripada biasanya. Ini biasanya berlangsung selama dua hari.

Nah, dr Lampl berpendapat inilah saat pertumbuhan terjadi. Sebab penelitian menunjukkan hampir 80 persen hormon pertumbuhan diproduksi saat tidur. Penelitian juga mengungkap kemungkinan lonjakan pertumbuhan meningkat rata-rata 43 persen saat tidur siang dan 20 persen untuk setiap jam tambahan tidur.
Halaman 2 dari 5
dr Meta Hanindita, SpA dari RSUD Dr Soetomo Surabaya beberapa waktu lalu menuturkan growth spurt normal terjadi pada bayi ASI atau non-ASI. Biasanya periode growth spurt akan berlangsung dua sampai tiga hari. Namun bisa juga sampai seminggu.

Periode ini umumnya akan terjadi saat bayi berusia satu minggu, tiga minggu, enam minggu, satu bulan, tiga bulan, sampai enam bulan. "Dan ini masih akan berlangsung sampai si anak berusia remaja. Tapi bayi kan enggak tahu kalender ya, jadi bisa saja periode ini terjadi di luar umur tadi," ujar dr Meta.

Sepertinya Anda belum lama menyusui si kecil, tapi kok dia seperti terus-menerus lapar ya. Mungkin growth spurt penyebabnya. Ya, pada saat percepatan pertumbuhan, bayi umumnya selalu lapar karena dia butuh kalori.

Karena bayi di bawah enam bulan hanya minum air susu ibu (ASI) tidak heran jika dia tampak seperti terus-menerus menyusu. Pada saat GS, menurut Michelle Lampl, M.D., Ph.D, seorang peneliti pertumbuhan dan profesor antropologi di Universitas Emory, Atlanta, bayi bisa menyusu sampai 15-16 kali dalam sehari. Demikian dikutip dari Parents.

Hmm tampaknya terdengar melelahkan bagi ibu ya? Tapi justru ini memberi keuntungan bagi sang ibu lho. Dengan frekuensi menyusui yang lebih sering, maka produksi ASI juga meningkat. Lagipula, semakin bertambah besar seorang bayi, maka kebutuhan ASI-nya pun meningkat.

Katy Lebbing, seorang konsultan laktasi, mengingatkan menyusui yang singkat tetapi sering akan lebih memicu produksi ASI ketimbang waktu menyusui yang lama namun jarang.

Pada saat GS, bayi akan lebih banyak menempel pada ibunya. Selain itu, dia akan lebih rewel dan gelisah. Sepertinya tidak ada hal yang bisa menenangkan dirinya dalam waktu lama. Kerewelan ini muncul karena bayi kurang tidur.

Bayi banyak terjaga di malam hari lantaran lapar, sehingga dia kerap menyusu pada ibunya. Karena itu pula, bayi kurang mendapat waktu yang cukup lama untuk beristirahat.

Pada saat menghadapi ini, jangan putus asa ya Bu. Anda perlu makan banyak. Mungkin Anda bisa meminta bantuan suami atau keluarga yang lain untuk menyuapi Anda. Bagaimanapun Anda butuh makan sebagai sumber energi.

Tapi ingat juga bahwa saat bayi rewel, GS bukan satu-satunya penyebab. Bisa jadi karena bayi Anda sedang sakit atau akan tumbuh gigi. Pada beberapa bayi, tumbuhnya gigi menyebabkan rasa tidak nyaman sehingga bisa mengubah pola tidur dan menyusunya.

Setelah selama beberapa hari maunya menyusu terus-menerus karena GS, bayi biasanya akan lebih banyak tidur daripada biasanya. Ini biasanya berlangsung selama dua hari.

Nah, dr Lampl berpendapat inilah saat pertumbuhan terjadi. Sebab penelitian menunjukkan hampir 80 persen hormon pertumbuhan diproduksi saat tidur. Penelitian juga mengungkap kemungkinan lonjakan pertumbuhan meningkat rata-rata 43 persen saat tidur siang dan 20 persen untuk setiap jam tambahan tidur.

(vit/vit)

Berita Terkait