Antisipasi Wabah Penyakit Tropis, Pendekatan Ini yang Dipakai Peneliti Indonesia

Antisipasi Wabah Penyakit Tropis, Pendekatan Ini yang Dipakai Peneliti Indonesia

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Rabu, 16 Mar 2016 19:04 WIB
Antisipasi Wabah Penyakit Tropis, Pendekatan Ini yang Dipakai Peneliti Indonesia
Foto: Thinkstock
Jakarta - Dengue atau lebih dikenal dengan demam berdarah masih menjadi primadona penyakit tropis di Indonesia. Terbukti dari tren peningkatan kasus yang berlangsung dari waktu ke waktu.

"Kejadian kasusnya tertinggi kedua setelah Brazil dan ditemukan di hampir semua provinsi," tandas dr Ida Safitri, SpA dari Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada di depan wartawan dalam temu media, Rabu (16/3/2016).

Khusus DI Yogyakarta, di minggu pertama bulan Maret 2016 saja angka kasusnya sudah mencapai 586, dengan 11 kasus kematian.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di sisi lain, Ida mengutarakan ada berbagai tantangan yang dihadapi dalam mengentaskan demam berdarah, semisal variasi gejalanya yang sangat luas dan juga sebaran usianya.

"Dari bayi sampai lansia ada. Sedangkan di lapangan gejalanya tidak selalu klasik. Begitu ada kasus yang berat, pengenalan kegawatannya juga kurang," urainya.

Belum lagi, lanjut Ida, banyak penyakit tropis lain yang gejalanya mirip-mirip dengan dengue. Untuk itu, tim dari Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada telah ambil bagian dalam suatu riset berskala global yang melibatkan 7.000-10.000 pasien di 8 negara.

Riset dilakukan sejak tahun 2012, dan sampai tahun kemarin, mereka berhasil mengumpulkan data dari 8.000 pasien. "Harapannya, kami mendapat profil dan karakteristik pasien dengue secara mendetail. Termasuk untuk mengungkap hal lain seperti faktor yang memicu dengue berat, apakah umurnya atau gejala infeksi pertamanya," kata Ida.

Baca juga: Meski Beriklim Panas, Indonesia Dinilai Belum Concern pada Penyakit Tropis

Dr drh I Wayan Artama dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada kemudian menekankan pentingnya pendekatan One Health yang bersifat multidisiplin untuk menyelesaikan masalah penyakit tropis yang tengah dihadapi Indonesia.

Pendekatan One Health diperkenalkan sejak tahun 2012 berupa kerjasama dari seluruh sektor yang berperan dalam pencegahan, identifikasi dan pengendalian wabah penyakit. Dari program ini juga telah dikembangkan One Health Smart (OH-SMART) untuk membantu stakeholder dalam memetakan penyakit tropis yang ada, termasuk memetakan interaksi antara sektor-sektor terkait, yaitu pemerintah dan universitas ketika menghadapinya.

Wayan menambahkan, Ppelatihan OH-SMART untuk pertama kali sudah digelar di Padang, Sumatra Barat beberapa waktu lalu. Pelatihan diberikan kepada stakeholder di lima provinsi yang dianggap sebagai wilayah dengan zoonosis tertinggi di Indonesia, yaitu DI Yogyakarta, Bali, Sulawesi Selatan, Sumatra Barat dan Jawa Barat.

"Mereka yang berada di lapangan dilatih untuk mengatasi outbreak, termasuk memberikan diagnosis sesuai standar yang kami tetapkan," paparnya.

Baca juga: Beda Tempat, Beda Pula Karakteristik Penyakit Malaria di Indonesia


(lll/up)

Berita Terkait