Sudah Dioperasi, Bisakah Endometriosis Muncul Lagi?

<i>Endometriosis Awareness</i>

Sudah Dioperasi, Bisakah Endometriosis Muncul Lagi?

Radian Nyi Sukmasari - detikHealth
Senin, 28 Mar 2016 14:03 WIB
Sudah Dioperasi, Bisakah Endometriosis Muncul Lagi?
Foto: thinkstock
Jakarta - Selain pemberian obat anti nyeri sampai hormonal, operasi bisa menjadi salah satu pilihan penatalaksanaan endometriosis. Tapi, apakah semua pasien endometriosis harus menjalani operasi?

Menurut dr Hari Nugroho SpOG dari RSUD Dr Soetomo Surabaya, tidak semua pasien endometriosis harus menjalani operasi. Sebab, pada dasarnya penanganan pasien endometriosis tergantung dari keluhan yang dirasakan. Jika keluhannya hanya nyeri haid saja, masih bisa diberikan obat-obatan anti-nyeri hingga hormonal untuk menghilangkan nyeri.

"Tapi kalau nyerinya berkepanjangan dan tidak memberikan respons pada obat-obatan saja, tetap membutuhkan operasi. Untuk endometriosis dengan tumor (kista ovarium) dan keluhan kesulitan punya anak, dari awal, terapi terbaik yang dilakukan yaitu operasi," kata dr Hari dalam perbincangan dengan detikhealth baru-baru in.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Endometriosis Bisa Sembuh 100 Persen? Ini Kata Dokter

Lantas, metode operasi seperti apa yang diterapkan pada pasien endometriosis? Dikatakan dr Hari, metode operasi terbaik untuk penanganan endometriosis adalah laparoskopi yaitu metode dengan sayatan minimal di dalam perut. Selain insisi yang kecil di perut, dengan laparoskopi nyeri pasca operasi kadarnya lebih rendah, secara estetika luka sayat lebih baik, dan kemungkinan infeksi pun lebih kecil.

Selain itu, lama perawatan pasca operasi juga lebih cepat. dr Hari menambahkan, penggunaan laparoskopi dengan alat bantu visual digital membuat dokter mampu melihat area operasi di dalam perut dengan pembesaran yang tinggi sehingga meningkatkan kemampuan dokter untuk melihat nodul endometriosis yang seringkali kecil-kecil, dengan lebih baik.

"Tapi perlu diingat endometriosis masih dapat tumbuh kembali pasca operasi. Oleh karena itu, setelah operasi seringkali dokter akan memberikan obat-obatan hormonal untuk menghentikan pertumbuhan," imbuh pria yang juga menjadi pendiri GMITS (Gynecologic Minimally Invasive Treatment Surabaya-www.trust-gmits.com) ini.

dr Hari menegaskan, semakin dini endometriosis terdiagosis dan ditangani, semakin kecil kemampuan endometriosis untuk tumbuh kembali. Sayangnya, menurut ayah satu anak itu, yang menjadi masalah adalah endometriosis seringkali terlambat terdiagnosis. Bahkan, beberapa penelitian menunjukkan di AS atau negara maju lainnya, keterlambatan diagnosis endometriosis terjadi sampai tujuh tahun hingga mengakibatkan sulitnya penanganan endometriosis.

Baca juga: Wanita Kena Endometriosis atau Tidak, Begini Prosedur Pemeriksaannya (rdn/up)

Berita Terkait