.webp)
dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpKK dari D&I Skin Centre mengatakan kulit sejatinya adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal dan berlebihan. Bisa dikatakan kutil adalah tumor yang muncul di lapisan kulit.
"Kulit itu kan berganti tiap beberapa hari. Nah ada bagian kulit yang tumbuhnya lebih cepat daripada bagian lain sehingga menumpuk dan membentuk kutil," tutur dr Darma, dalam acara live chat yang digelar detikHealth dan detikForum bertema 'Menjaga Kulit Awet Muda' yang digelar di Redaksi detikcom baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Darma mengatakan sebagian besar kutil muncul dan berakar di lapisan kulit dalam. Sehingga pengunaan krim atau losion yang dioles tidak akan terlalu berpengaruh.
Ia menjelaskan bahwa untuk menghilangkan kutil, cara yang bisa dilakukan adalah dengan memotongnya hingga bagian terdalam. Namun pemotongan ini tak boleh dilakukan sendiri untuk menghindari risiko terjadinya luka dan dapat menyebabkan infeksi.
"Kalau kutilnya dipotong sendiri akan timbul luka. Misal kutilnya di kaki, sehari-hari lembab, kena keringat atau kena kotoran, lukanya akan dihinggapi kuman yang menyebabkan infeksi dan bisa bernanah," tandasnya lagi.
Penanganan yang dilakukan dokter biasanya menggunakan teknik electro counter. Teknik ini membakar kutil yang muncul hingga sel terdalam dan memotongnya dari jaringan kulit. Teknik ini memang akan meninggalkan bekas hitam, namun akan hilang sendiri dalam waktu beberapa minggu.
dr Abraham Arimuko, SpKK, dokter spesialis kulit dan kelamin RSPAD Gatot Soebroto menyebut pertumbuhan kutil tak bisa diprediksi. Untuk itu, ada baiknya seseorang segera memeriksakan diri ke dokter ketika muncul kutil di bagian tubuhnya.
"Jika tidak dioperasi segera, maka kemungkinan kutil akan terus tumbuh juga akan sangat besar. Perkembangan kutil itu tidak bisa diprediksi oleh dokter, ini sebabnya perlu segera dioperasi begitu kutil ditemukan," urainya.
Baca juga: Ahli Virus Jerman Klaim HPV pun Bisa Menyebabkan Kanker pada Pria
(mrs/up)
