Tren Kanker Paru Asia Tertinggi di Dunia

Laporan dari Seoul

Tren Kanker Paru Asia Tertinggi di Dunia

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Kamis, 31 Mar 2016 08:04 WIB
Tren Kanker Paru Asia Tertinggi di Dunia
Foto: Thinkstock
Seoul - Tren kanker paru mulai membetot perhatian. Meskipun kasusnya ditemukan hampir di seluruh belahan dunia, namun hasil riset GLOBOCAN terkait Cancer Incindence and Mortality Worldwide 2012 menunjukkan Asia sebagai penyumbang terbesar.

Prof Li Zhang, Professor of Medical Oncology dari Sun Yat Sen University Center Guangzhou menjelaskan, lebih dari separuh kasus kanker paru dunia ditemukan di Asia.

"Lebih dari 51,4 kasus kanker paru dunia terjadi di Asia," paparnya kepada wartawan dalam Boehringer Ingelheim Oncology Regional Media Conference, di Seoul, Korea Selatan baru-baru ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di Asia sendiri, kasus terbanyak ditemukan di Asia Timur. Urutan negara dengan kasus kanker paru tertinggi di Asia adalah Taiwan (47,6 per 100.000 orang); Korea Selatan (44,2 per 100.000 orang); China (36,1 per 100.000 orang); Korea Utara (28;8 per 100.000 orang); dan Jepang (24,6 per 100.000 orang).

Baca juga: Studi: 2 dari 5 Ibu Kembali Merokok Sesaat Setelah Melahirkan 

Namun bukan berarti kawasan Asia lainnya tidak dihantui penyakit ini. Data GLOBOCAN juga menunjukkan adanya kenaikan tren di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Armenia (35,9 per 100.000 orang); Kazakhstan (27,9 per 100.000 orang); dan Israel (21,2 per orang) tercatat sebagai penyumbang terbesar.

Sedangkan di Asia Tenggara, gambaran trennya hampir mirip dengan di Asia Timur, yaitu lebih merata. Mulai dari Singapura (24,9 per 100.000 orang); Thailand (20,9 per 100.000 orang); Filipina (19,3 per 100.000 orang); Malaysia (17,9 per 100.000 orang) dan tak ketinggalan Indonesia dengan insidensi mencapai 16,3 per 100.000 orang.

Menurut data WHO 2014, insidensi kanker pada pria Indonesia untuk jenis kanker paru-paru mencapai 25.322 orang dengan profil mortilitas sebesar 21,8 persen atau 103.100 orang, dan wanita sebanyak 9.374 orang dengan profil mortilitas 9,1 persen atau 92.200 orang. Sebagian besar disebabkan oleh tingkat konsumsi rokok Indonesia merupakan tiga besar dunia untuk kanker paru akibat kegiatan merokok aktif maupun pasif.

"Dari data GLOBOCAN, telah terjadi kenaikan sebesar 22 persen dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah di tahun 2020," tegas Zhang.

Baca juga: Pendekatan Terbaik Stop Merokok: Berhenti Total Tiba-tiba 

Belum lagi bila penyakit ini tak segera tertangani. Tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kematian. Dalam kesempatan terpisah, Gerd Stehle, MD, PhD, Vice President Medicine Therapeutic Area Oncology Boehringer Ingelheim mengungkapkan sebagian besar kasus kanker paru yang ditemukan sudah berada pada advanced stage atau stadium lanjut, sehingga peluang hidupnya menjadi kecil.

"20,8 kematian di Asia diakibatkan oleh kanker paru. Itu nomor satu untuk penyebab kematian pria dan nomor dua untuk wanita," imbuh Zhang.

Cancer.org mencatat, kebiasaan merokok masih menjadi faktor risiko teratas dari kanker paru, diikuti oleh paparan asbestos, radon dan polutan udara seperti yang terjadi di China, dan sebagian kecil disebabkan oleh riwayat kanker yang ada dalam keluarga. Namun memiliki riwayat tidak berarti akan membuat seseorang terserang kanker. Hanya saja paparan rokok, baik aktif maupun pasif dapat memperbesar risikonya. (lll/up)

Berita Terkait