Prof Li Zhang, Professor of Medical Oncology dari Sun Yat Sen University Center Guangzhou menjelaskan, lebih dari separuh kasus kanker paru dunia ditemukan di Asia.
"Lebih dari 51,4 kasus kanker paru dunia terjadi di Asia," paparnya kepada wartawan dalam Boehringer Ingelheim Oncology Regional Media Conference, di Seoul, Korea Selatan baru-baru ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Studi: 2 dari 5 Ibu Kembali Merokok Sesaat Setelah Melahirkan
Namun bukan berarti kawasan Asia lainnya tidak dihantui penyakit ini. Data GLOBOCAN juga menunjukkan adanya kenaikan tren di Asia Tenggara dan Asia Tengah. Armenia (35,9 per 100.000 orang); Kazakhstan (27,9 per 100.000 orang); dan Israel (21,2 per orang) tercatat sebagai penyumbang terbesar.
Sedangkan di Asia Tenggara, gambaran trennya hampir mirip dengan di Asia Timur, yaitu lebih merata. Mulai dari Singapura (24,9 per 100.000 orang); Thailand (20,9 per 100.000 orang); Filipina (19,3 per 100.000 orang); Malaysia (17,9 per 100.000 orang) dan tak ketinggalan Indonesia dengan insidensi mencapai 16,3 per 100.000 orang.
Menurut data WHO 2014, insidensi kanker pada pria Indonesia untuk jenis kanker paru-paru mencapai 25.322 orang dengan profil mortilitas sebesar 21,8 persen atau 103.100 orang, dan wanita sebanyak 9.374 orang dengan profil mortilitas 9,1 persen atau 92.200 orang. Sebagian besar disebabkan oleh tingkat konsumsi rokok Indonesia merupakan tiga besar dunia untuk kanker paru akibat kegiatan merokok aktif maupun pasif.
"Dari data GLOBOCAN, telah terjadi kenaikan sebesar 22 persen dan angka ini diperkirakan akan terus bertambah di tahun 2020," tegas Zhang.
Baca juga: Pendekatan Terbaik Stop Merokok: Berhenti Total Tiba-tiba
Belum lagi bila penyakit ini tak segera tertangani. Tidak menutup kemungkinan akan mengakibatkan kematian. Dalam kesempatan terpisah, Gerd Stehle, MD, PhD, Vice President Medicine Therapeutic Area Oncology Boehringer Ingelheim mengungkapkan sebagian besar kasus kanker paru yang ditemukan sudah berada pada advanced stage atau stadium lanjut, sehingga peluang hidupnya menjadi kecil.
"20,8 kematian di Asia diakibatkan oleh kanker paru. Itu nomor satu untuk penyebab kematian pria dan nomor dua untuk wanita," imbuh Zhang.
Cancer.org mencatat, kebiasaan merokok masih menjadi faktor risiko teratas dari kanker paru, diikuti oleh paparan asbestos, radon dan polutan udara seperti yang terjadi di China, dan sebagian kecil disebabkan oleh riwayat kanker yang ada dalam keluarga. Namun memiliki riwayat tidak berarti akan membuat seseorang terserang kanker. Hanya saja paparan rokok, baik aktif maupun pasif dapat memperbesar risikonya. (lll/up)











































