Dijelaskan oleh ahli penyakit dalam Dr Len Horovitz dari Lenox Hill Hospital bahwa memang air liur 98% terdiri dari air. Namun yang membuatnya berbeda dari air putih yang biasa kita minum adalah air liur memiliki konsentrasi yang tinggi.
"Air liur ada lah cairan yang sangat terkonsentrasi berisikan protein dan enzim. Jauh lebih terkonsentrasi dari air biasa," kata Horovitz seperti dikutip dari Live Science.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: 5 Hal Wajib Tahu tentang Minum Air Putih
Horovitz menjelaskan oleh karena itu ketika seseorang menelan air liur, cairan liur bukannya mengalir dari perut ke tubuh seperti ketika meminum air putih biasa. Cairan tubuh malah sebaliknya akan tertarik ke arah air liur dan tak pergi ke sel-sel yang membutuhkan.
Akibatnya seseorang malah bisa merasa tambah haus dari sebelumnya.
"Dengan kata lain, air liur kurang cukup berair," kata Horovitz menambahkan terlebih saat haus liur bisa lebih terkonsentrasi dari biasanya.
Bila seseorang alami dehidrasi parah seorang petugas kesehatan akan memberikan cairan infus dengan dasar hal ini juga. Cairan infus memiliki konsentrasi yang sama dengan cairan tubuh sehingga ketika masuk ia akan pelan-pelan terserap dengan baik.
Air murni dalam kondisi dehidrasi parah tak bagus karena konsentrasinya yang lebih rendah membuat sangat mudah terserap. Hal ini berisiko membuat sel-sel tubuh akan membesar dengan sangat cepat dan pecah.
Baca juga: Berat Badan Berlebih, Konsumsi Cairan Juga Harus Ditambah
(fds/vit)











































