Namun Lindsay Istace punya pendapat berbeda. Berbekal pengalaman pahit hidupnya yang dikecewakan oleh pria, Lindsay mengubah yoga yang anggun dan lembut menjadi paduan teriakan dan sumpah serapah yang disebut sebagai Rage Yoga.
"Tidak semua orang menikmati yoga konvensional. Sebagian orang lainnya membutuhkan yoga yang penuh tawa, kata-kata kasar, dan musik keras, bahkan bir untuk bisa mendapatkan manfaatnya," tutur Lindsay, dikutip dari Medical Daily, Kamis (14/4/2016).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lindsay mengatakan bahwa kelas Rage Yoga miliknya tidak ditujukan untuk semua orang. Rage Yoga hanya dianjurkan bagi mereka yang tidak menemukan kenikmatan, bosan atau jengah dengan yoga konvensional yang begitu-begitu saja.
"Jika kamu merasa tersinggung dengan kelas kami, Rage Yoga bukan untukmu. Silakan kembali ke kelas yoga biasa yang membosankan dan tidak menarik," ungkapnya.
Ia menjelaskan sebenarnya Rage Yoga tidak terlalu berbeda dengan kelas yoga biasa. Hanya saja pada Rage Yoga, minum minuman keras dan mengeluarkan sumpah serapah biasa dilakukan, sembari diiringi musik Metallica atau Black Sabbath yang menghentak.
Selain mendapat manfaat olahraga, Lindsay mengatakan orang-orang yang mengikuti kelas yoganya juga lebih santai menjalani hidup. Terdapat dua kelas yang bisa diikuti peserta yakni 'Ferocious Foundations' dan 'Bendy and Badass'.
Saat ini, Rage Yoga hanya tersedia di Calgary, Kanada. Meski begitu, Lindsay sedang melakukan pengumpulan dana agar bisa menyebarkan prinsip Rage Yoga ini ke bagian lain Kanada dan Amerika Serikat.
Baca juga: Olahraga Bisa Memperlambat Penuaan Otak Hingga 10 Tahun
(mrs/vit)











































