Terlalu Sensitif, Kulit Gatal-gatal Hanya karena Keringat dan Air Mata

Terlalu Sensitif, Kulit Gatal-gatal Hanya karena Keringat dan Air Mata

Rahma Lillahi Sativa - detikHealth
Jumat, 15 Apr 2016 14:02 WIB
Terlalu Sensitif, Kulit Gatal-gatal Hanya karena Keringat dan Air Mata
Julie Reid sebelum dan sesudah terserang alergi langka (Foto: livingwithcu.com)
Florida - Alergi biasanya dipicu oleh hal-hal yang ditemukan di luar ruangan seperti debu atau serbuk sari dari bunga. Tetapi Julie Reid mengidap alergi langka yang disebut cholinergic urticaria.

Itu artinya ia alergi pada keringat dan air mata yang keluar dari tubuhnya sendiri. Kadang hanya karena stres atau keluar rumah sebenar, keringat keluar dari tubuhnya dan memicu reaksi alergi, bisa dalam hitungan jam atau bahkan berhari-hari.

Julie mengaku kondisi ini baru dimulai tiga tahun lalu, saat ia bekerja sebagai salah satu staf di sebuah gym atau pusat kebugaran. Wanita berusia 28 tahun ini juga instruktur tari di sebuah studio di Clearwater, Florida.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiba-tiba penyakit ini muncul. Saya yang awalnya sangat aktif tiba-tiba harus mengurung diri di rumah. Hidup saya seperti terenggut," tulisnya dalam situs pribadinya dan dikutip dari NY Daily News, Jumat (15/4/2016).

Apalagi ia tinggal di Florida yang terkenal panas. Keluar rumah sama saja dengan memberinya masalah besar.

Baca juga: Caitlin McComish, Pemain Sepakbola yang Alergi Keringatnya Sendiri

Reaksi alergi di tubuh Julie Reid saat kambuh (Foto: livingwithcu.com)

Karena kondisinya, Julie pada akhirnya terpaksa melepaskan pekerjaannya. Padahal begitu keluar dari pekerjaan, Julie tentu kehilangan jaminan asuransi. Ia juga harus menelan pil pahit ketika berulang kali ditolak tiap mengajukan subsidi bagi para penyandang disabilitas. Lantas bagaimana ia membiayai pengobatannya?

Julie mengaku sampai harus menjual seluruh perabot di rumahnya untuk menyambung hidup dan membayar pengobatan.

Hal ini semakin membuatnya tertekan dan depresi. Bobotnya sampai naik hingga 45 kg karena ia melampiaskan stresnya dengan makan.

Namun tak mau berlarut-larut, Julie akhirnya memutuskan membagi kisahnya di situs pribadinya, livingwithcu.com. Dari situs ini ia berharap ada yang berbaik hati menyumbangkan dana untuk pengobatan serta menutup biaya hidupnya.

Baca juga: Beratnya Hidup Penderita Alergi Air, Tak Boleh Minum hingga Berciuman

National Organization for Rare Disease menjelaskan, penyakit ini ditandai dengan reaksi kulit akibat terkena panas, stres atau aktivitas fisik. Biasanya menghinggapi seseorang begitu saja atau secara spontan.

Untuk penanganannya, dokter hanya bisa memberikan pengobatan pendukung seperti antihistamine.

Ironisnya, penyakit ini juga berhenti seenaknya, dan tidak dapat ditentukan kapan pastinya. Gejalanya bisa berlangsung kurang dari enam minggu atau bahkan bertahun-tahun. (lll/vit)

Berita Terkait