"Itu artinya Anda mengalami dehidrasi. Apalagi jika urine-nya berwarna kuning pekat, berarti Anda tidak minum cukup cairan, terutama air," kata Dr Gina Sam, MD, MPH, direktur Mount Sinai Gastrointestinal Motility Center.
Menurut Sam, memang tidak ada patokan berapa normalnya seseorang buang air kecil. Namun, kadang kala ketika seseorang minum banyak air, bisa saja ia buang air kecil tiap jam atau dua jam sekali. Dengan proses alami tubuh, termasuk di dalamnya ginjal yang mengeluarkan elektrolit, maka semakin banyak minum cairan, seseorang bisa lebih sering buang air kecil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika bolak-balik ke kamar mandi, memang tak dipungkiri Sam itu amat mengganggu. Meski begitu, ia tetap menganjurkan konsumsi setidaknya 8 gelas air putih sehari. Patut diingat pula bahwa asupan cairan tidak hanya berasal dari air saja tetapi juga dari buah dan sayur yang dikonsumsi.
"Memang agak mengganggu tapi saya setiap hari minum setidaknya 1,8 sampai 2 liter air dan saya sering ke toilet. Tapi itu baik-baik saja. Hanya saja, penting bagi kita untuk melihat tanda jika dehidrasi. Salah satu yang paling mudah adalah mulut kering, tubuh lelah, dan pusing. Jika begitu kondisinya, cukupi kebutuhan cairan Anda," tutur Sam kepada Elle.
Soal kebiasaan menahan keinginan buang air kecil, Sam menegaskan itu adalah hal yang buruk. Prinsip menahan buang air kecil menurutnya sama saja dengan menahan buang air besar. Jika terlalu sering dilakukan, menahan buang air kecil bisa membingungkan otot.
"Sama seperti sistem urologi ketika otot mengalami kebingungan, Anda bisa sulit mengendalikan keinginan buang air kecil atau sebaliknya, urine akan tersimpan dan sulit dikeluarkan ketika Anda justru ingin buang air kecil. Sehingga, segerakan ke toilet jika sudah ingin buang air kecil, kecuali pada kondisi terpaksa di mana Anda harus menahan pipis untuk sementara waktu," tutur Sam.
Baca juga: Ada Sisa Urine di Kloset Umum, Seberapa Bahaya Dampaknya bagi Kesehatan?
(rdn/vit)











































