Karakter Putri Elsa di Frozen Bikin Anak dengan Albino Ini Tak Dipandang Beda

True Story

Karakter Putri Elsa di Frozen Bikin Anak dengan Albino Ini Tak Dipandang Beda

Nurvita Indarini - detikHealth
Selasa, 26 Apr 2016 11:36 WIB
Karakter Putri Elsa di Frozen Bikin Anak dengan Albino Ini Tak Dipandang Beda
Foto: Emily Urquhart
Jakarta - Seseorang dengan albino secara fisik memang berbeda dari lainnya. Ini karena wana kulit dan rambutnya yang pucat. Nah, jika Anda perhatikan, karakter Putri Elsa dari film Frozen yang banyak disukai anak-anak itu juga memiliki warna rambut sepucat warna rambut orang dengan albino.

Emily Urquhart, memiliki putri dengan albino bernama Sadie. Terkadang memiliki albino memang tidak mudah, lantaran orang-orang menganggapnya berbeda. Hingga suatu kali, teman sekelas anaknya menyadari Sadie memiliki warna rambut seperti Putri Elsa. "Hai, kamu punya rambut seperti Elsa," teriak teman sekelas Sadie.

Untungnya Putri Elsa merupakan tokoh protagonis. Di mana sebagai putri, Elsa mampu menyulap istana es dengan jari-jarinya. Bagi Emily, kemunculan karakter Putri Elsa yang membuatnya tertarik bukan karena Elsa merupakan perempuan kuat, namun karena memiliki rambut putih seperti gadis kecilnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Perbedaannya adalah rambut Elsa merupakan manifestasi dari kekuatan es, sedangkan Sadie karena memiliki albinisme, yang berarti dia memiliki sedikit atau tidak ada pigmen di rambut, kulit dan matanya. Dia juga harus memakai kacamata karena daya penglihatannya rendah," tutur Emily, dikutip dari BBC,

Selama enam tahun kehadiran Sadie, Emily sudah mendengar ribuan komentar terkait kondisi anaknya. Bahkan ketika Sadie baru saja dilahirkan, banyak orang di rumah sakit yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan 'bayi rambut putih'.

Baca juga: Lelap Tidur, Sebagian Tangan Anak Albino ini Dipotong untuk Dijual

"Hanya petugas kebersihan yang mengatakan mungkin Sadie memiliki kondisi genetik tertentu. Tapi rata-rata saya mendengar hingga lima komentar dalam sehari yang mengatakan 'wow, rambutnya benar-benar putih,' atau 'kamu memutihkan rambutnya ya' atau 'kamu orang Swedia?" papar Emily.

Putri Elsa dari film Frozen

Sebagai ibu baru yang bayinya banyak mendapat komentar orang, tentu bukan hal mudah. Emily pun mengkhawatirkan kehidupan anaknya kelak. Bagaimana nantinya Sadie menghadapi aneka komentar dan tatapan berbeda dari orang lain.

Hingga kemudian muncullah Putri Elsa. Orang-orang menyukai Sadie karena ada sesuatu yang sama dengan Putri Elsa. "Seolah-olah karakter Disney ini 'menormalkan' perbedaan pada putri saya," imbuhnya.

Karena Putri Elsa memiliki karakter yang positif, maka Sadie pun ikut dilihat secara positif. Namun Emily juga khawatir jika kemudian muncul karakter lain, sehingga Elsa 'tersingkir'. Apalagi ada film Hollywood yang memandang albino sebagai sesuatu yang menakutkan dan aneh. Emily mencontohkan film The Matrix Reloaded dan serial TV Doctor Who.

Emily menegaskan orang dengan albino tidak berbeda dari yang lain. Sadie sendiri terlihat seperti kebanyakan bocah perempuan berusia lima tahun lainnya yang menyukai warna merah muda dan akan bereaksi berlebih jika adiknya mendapat terlalu banyak perhatian.

"Dia tahu dia memiliki albinisme dan dapat mengadvokasi dirinya ketika tidak dapat melihat buku gambar atau papan tulis sekolah," kata Emily.

Albino sendiri merupakan sesuatu yang diwariskan secara genetika, di mana terjadi kekurangan ataupun kurang lengkapnya pigmen (warna) di kulit, rambut dan mata. Karena itu kulit orang albino umumnya putih pucat yang mudah terbakar di bawah sinar matahari. Selain itu rambutnya putih, dan matanya memiliki penglihatan yang kurang baik dan sangat peka terhadap cahaya.

Baca juga: Ini Dia Keluarga Albino Terbesar di Dunia

Di beberapa daerah, kehadiran orang albino dikaitkan dengan mitologi dalam cerita rakyat. Misalnya di masyarakat asli Panama, orang-orang dengan albino disebut Kuna. Mereka merupakan orang yang dihormati karena membela bulan dari naga lapar, sehingga disebut pula sebagai 'anak bulan'. Namun laporan lain menyebut mereka adalah kelompok yang dikucilkan dan tidak diizinkan untuk menikah dengan penduduk setempat.

Yang menyedihkan, di Tanzania dan di bagian lain Afrika Timur masih ada yang percaya bahwa organ tubuh orang albino memiliki khasiat luar biasa. Bahkan konon bisa mendatangkan kekayaan dan keberuntungan seperti halnya jimat. Di pasar gelap, harganya bisa ratusan juta rupiah, terutama untuk kedua kaki, tangan dan kulit mereka.

Pemerintah setempat pernah memberi ganjaran hukuman mati kepada orang yang terlibat dalam pembunuhan orang dengan albino. Kendati demikian, upaya ini tidak menghentikan jual-beli organ orang dengan albino.

(vit/up)

Berita Terkait