dr Ade Tobing SpKO merekomendasikan gerakan senam 'Neuromove' yang terdiri dari pemanasan berupa aerobik dan peregangan, gerakan inti berupa aerobik dan keseimbangan, kemudian pendinginan berupa peregangan. Saat pemanasan, lakukan peregangan pada bagian yang rentan mengalami neuropati seperti batang tubuh, tangan, dan kaki.
"Seperti gerakan menarik tangan ke atas, itu kan untuk menegakkan batang tubuh. Pada dasarnya, gerakan aerobik merupakan gerakan ketahanan jantung. Karena ada hubungannya dengan saraf, maka dikombinasikan dengan gerakan terampil seperti membuat angka 8 di udara, cross crawl, dan eye movement (mengubah tangan menjadi bentuk pistol dan target berupa jempol dan kelingking secara bergantian)," terang dr Ade.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
dr Ade mengatakan, pada prinsipnya, gerakan aerobik berupa lari atau berjalan bisa melancarkan peredaran darah dan membuat gula darah lebih stabil. Kemudian, gerakan yang melatih fleksibilitas bisa meningkatkan kelenturan, mencegah cedera, neuropatik motorik, dan perifer. Sedangkan latihan keseimbangan bisa meningkatkan keseimbangan dengan melatih neuromuskuloskeletal.
Tambahan gerakan khusus seperti menyilangkan tubuh dan mengaktifkan bola mata, dikatakan dr Ade juga bisa memperbaiki serta meningkatkan fungsi kognitif. Diharapkan, dengan rutin melakukan olahraga seperti ini tiga kali seminggu selama 20 menit, dalam waktu 10 sampai 12 minggu pasien diabetes dengan neuropati bisa memiliki aliran darah yang lebih baik dan kadar gula darah yang lebih stabil. Fungsi jantung, otak, dan paru-paru pun diharapkan bisa lebih baik.
"Lakukan dengan baik, benar, teratur, dan terukur. Baik berarti ada pemanasan, stretcing , lalu masuk ke inti kemudian pendinginan. Benar berarti gerakan yang dilakukan tepat, terukur kecepatan disesuaikan dengan kemampuan, dan teratur ya dilakukan secata rutin. Tapi ingat juga, mesti diimbangi gaya hidup sehat lain juga ya," kata dr Ade memberi pesan.
Hal itu ia sampaikan usai Media Workshop #LawanNeuropati di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (27/4/2016). dr Ade mengatakan, lakukan latian kelenturan dengan frekuensi setiap hari di mana otot diregang selama 6-15 detik dan ditahan. Kemudian, lakukan latihan selama 10-15 menit. Sementara, untuk ketahanan jantung-paru (aerobik) lakukan 3 sampai 6 kali per minggu dengan intensitas 50-85 persen denyut nadi maksimal.
Dengan talk test, seseorang diketahui melakukan aerobik intensitas sedang jika bisa bicara tanpa terengah tapi tidak bisa bernyanyi. Sedangkan, pada intensitas berat seseorang sudah tidak bisa bicara atau bernyanyi.
Baca juga: Senam Otak yang Mudah di Pagi Hari
(rdn/vit)











































